Lurah, Demank, dan aku |
Dimanapun aku berada, biasanya aku selalu mempunyai teman akrab yang aku anggap sahabatku, baik itu di lingkungan tempatku tinggal, di sekolah, kampus, maupun tempat kerja, buatku teman itu gak perlu banyak, karena dalam segala hal aku selalu mengutamakan kwalitas daripada kwantitas, jadi buatku teman itu gak perlu banyak-banyak yang penting kita bisa saling berbagi, saling mengerti dan memahami.
Sewaktu aku SMA, kedekatanku dengan Iwan “DEMANK” dan Pamungkas “LURAH” semakin terasa, apalagi setelah kami pulang dari kamping di Cikole, Lembang. Sebetulnya kami bukan tiga sekawan tapi empat sekawan, satu lagi Mulyadi “KIMUNG” tapi kedekatan kami dengan Kimung hanya sebatas di sekolah saja, karena di luar sekolah Kimung harus bajibaku bantuin keluarga besarnya jualan bakso, orang tua Kimung buka beberapa warung bakso diantaranya di daerah Pal.
Aku pernah beberapa kali ke rumah Kimung yang juga di daerah Pal, hmmm….rumahnya sangat sederhana tapi lumayan besar, rumah panggung yang besar, semua anggota keluarganya sibuk ngurusin persiapan buat warung bakso, dari mulai goreng bawang merah, masukin saos curah kedalam botol, sampai buat bakso sendiri, setiap kali aku kesana pastilah aku disuguhi bakso dan minum teh botol, meskipun tinggal di kawasan Jakarta Timur tapi saat memasuki rumah Kimung suasana jawa sangat terasa sekali, bukan hanya keluarga Kimung saja yang berasal dari Jawa tapi tetangga disekitar rumahnyapun semuanya orang Jawa, dan mereka masing-masing meneruskan profesinya seperti saat mereka berada di Jawa, banyak pedagang jamu-jamu gendong yang jadi tetangga Kimung disana, lingkungan tempat tinggal Kimung dipenuhi oleh orang-orang yang datang dari Jawa.
Meskipun kami berempat (Demank, Lurah, Kimung dan Aku) sangat akrab, tapi aku gak terlalu yakin kalau Demank dan Lurah tau kalau Kimung juga punya pacar di sekolah, Kimung pacaran ma Tati dan aku pacaran ma Nyoman, baik aku atau Kimung gak mau kalau Demank dan Lurah tau pacar kami masing-masing, mengingat sifat Demank dan Lurah yang sedikit ember, jadi aku dan Kimung sepakat agar hubungan kami dengan pacar kami masing-masing di rahasiakan. Apalagi Tati dan Nyoman adalah kakak kelas kami beda satu angkatan,…..alamakkkk…apa jadinya kalau Demank dan Lurah sampai tau? Bisa habis aku dan Kimung dikata-katain.
Kimung bisa pacaran ma Tati juga aku yang ngenalin Kimung ke Tati, lagi pula rumah Tati gak begitu jauh dari rumah Kimung, meskipun Kimung sehari-harinya di luar jam sekolah sibuk jualan bakso, tapi ada hari dimana Kimung OFF dan waktu itulah yang dipake Kimung untuk jalan bareng, Kimung ngegandeng Tati, aku ngegandeng Nyoman dan satu pasang lagi Yuda ngegandeng Lilis (Yuda dan Lilis satu angkatan dengan kami tapi mereka berdua anak A3). Saat kami jalan biasanya gak pernah masing-masing tapi langsung tiga pasang, kami berenam sering banget nonton di “bioskop Garuda”, lokasinya di dalam pasar Cisalak, kami nonton untuk pemutaran film yang jam 7:00 malam sampai selesai, kenapa bioskop Garuda yang hawanya bau pasar Cisalak yang kami pilih, karena penjaga bioskop tsb kenal dekat dengan Lilis yang rumahnya juga di belakang pasar Cisalak, malahan Lilis pun kenal dengan pemilik bioskop tersebut, kami biasa nonton disana gratis, Lilis lah yang kami suruh maju duluan dan nego dengan penjaga bioskop agar kami berenam bisa masuk bioskop dengan gratis.
Diatara kami berenam, Yuda lah yang menurutku paling royal jajan, tidak pelit, dan dia orangnya sangat disiplin, tepat waktu dan kalau janji pasti dia tepati, Yuda tinggal di Cijantung, Bapaknya TNI dari Kopasus, satu hal yang aku gak begitu suka, Yuda orangnya sangat posesif, kalau kami berenam lagi jalan-jalan, aku gak boleh nanya atau akrab sama Lilis. tempat yang paling berkesan saat kami berenam main adalah Kebun Raya Bogor.
Saat kami jalan berenam, aku selalu merasa ada perasaan yang berbeda, mungkin saat itu aku juga jalan sambil ngegandeng pacarku Nyoman, meskipun aku setengah hati mencintai Nyoman, tapi yang penting buatku aku punya pacar, meskipun pacarku itu bukanlah type aku, aku hanya setengah hati mencintai nyoman, tapi dari pada aku dikatain cowok gak laku mendingan aku pacaran ma Nyoman meskipun hanya setengah hati.
Suasana sangat berbeda kalau aku jalan barengan Demank dan Lurah, Demank orangnya gak romantis tapi demi cintanya ma Evie dia berani bela-belain berbuat apa saja, Lurah pernah bilang ke aku kalau Demank ngebela-belain jadi Kondektur biar dapat uang buat ngajak jalan Evie, Lurah juga pernah bilang kalau Demank ngejual celana Jeansnya yang warna biru pucat (persis seperti warna telur bebek) hanya untuk beliin Evie coklat Silverqueen, tapi aku agak sungkan untuk tanya langsung ke Demank, benar tidaknya Demank melakukan itu, cuma kalau benar wooo000ooow…so sweet.
Kalau aku harus ambil istilah dari buku PERSONALITY PLUS karangan Florance Littaeur, pastilah sifat Demank itu SANGUIN sama seperti sifatku, sedangkan Lurah itu sifatnya MELANKOLIS, Lurah sedikit tertutup, dia selalu memendam perasaannya terhadap seseorang, dalam segala hal Lurah itu agak hati-hati, gak seperti aku dan Demank yang kalau bicara langsung aja nyerocos tanpa dipikirkan akibatnya. Perasaan Lurah dia simpan dalam hatinya sampai suatu saat aku desak supaya Lurah mau cerita, akhirnya Lurahpun mau terbuka kalau dia naksir berat ma Seki, teman sekelas kami adik kandungnya Bu Susana (guru kesenian). Kasian Lurah cintanya bertepuk sebelah tangan karena saat aku sampaikan perasaan Lurah itu ke Seki, Seki nolak dan dia bilang cintanya hanya untuk Demank seorang,…alaaaamaaakkkkkk….
Demank dan Lurah sering banget main ke rumahku, pernah suatu malam, waktu itu malam minggu, Demank barengan Lurah datang ke rumahku di Cisalak, aku yang tinggal numpang di rumah kakakku agak kaget juga karena sebelumnya kita gak pernah janjian kalau mereka berdua mau main ke rumah, apalagi saat itu waktu sudah menunjukan pukul 11:00 malam, seisi rumahku termasuk aku malah sudah tidur sewaktu mereka berdua ngetok-ngetok pagar rumahku, dan kekagetanku bertambah saat aku lihat Demank datang dengan membawa seekor ayam jantan yang besar sekali, ayam jantan yang benar-benar jantan, karena ayam itu ayam adu alias “Ayam Bangkok”, seekor ayam jantan yang sudah jadi dan siap untuk bertarung, badannya besar, kakinya tinggi, kepalanya juga besar, tajinya nyembul keluar dan besar juga, bulunya hitam kemerahan, saat itu aku yakin pasti ayam tsb harganya mahal, pastilah diatas 300 ribu rupiah (saat itu tahun 1991), harga 300 ribu rupiah untuk seekor ayam bisa dibilang mahal.
Lurah bilang kalau ayam tersebut milik tetangganya Demank di Gang Nangka, Demank segaja mencurinya untuk kita bakar bertiga, lalu Demank “sewot” dan langsung meralat omongan Lurah, Demank bilang kalau ayam itu bukan hasil mencuri tapi memang ayam tetangga yang masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang, lalu Demank tutup semua pintu agar ayam itu gak bisa keluar lagi, dikurung sementara sampai nunggu malam tiba untuk di bakar di belakang rumahku, kalau ayamnya yang datang sendiri masuk rumah lalu kita tangkap itu bukan mencuri namanya…..!
Aku sedikit beracting, mulutku komat-kamit pura-pura baca do’a saat pisau dapur yang aku pegang aku gorokan ke leher ayam jantan itu, si ayam menjerit-jerit dan terus meronta, kaki dan sayapnya dipegangin Lurah, sedangkan Demank hanya melihat aja, pisau dapur terus aku gorokan ke leher ayam hingga nyaris putus, selesai disembelih dan dibersihkan, lalu kami bakar dibelakang rumahku, tapi karena ngebakarnya sedikit susah dan sudah terlalu larut malam, akhirnya ayam tadi dibawa pulang lagi oleh Demank dan Lurah, sudah dalam keadaan bersih dan ½ matang.
Keesokan harinya Lurah cerita kalau ayam itu gak enak, gak ada rasanya dan keras….ckakakkkkk….daging ayam jantan apalagi ayam Bangkok memang keras dan gak mungkin ada rasanya kalau gak dibumbuin…ayam…oh ayam…malang sekali nasibmu.
hahahahahaha...kenakalan remaja dimasa lalu sudah gue tebus, dulu nyolong ayam bangkok 300 ribu..sekarang ayam pelung gue senilai 1 juta dicuri ama anak2 sma dilingkungan gue! dulu waktu hobi ngebeem(jalan2 keluar kota dgn menumpang mobil truk) gue suka nyolong buah sekarang kebun buah gue suka dicolongin begitu juga kolam ikan gue pernah dijarah!
BalasHapusternyata kehilangan sesuatu akibat dicuri itu nyesek yahh!
dulu gue mencuri hati wanita yg dicintai lurah tapi gue tebus dengan mempertemukan lurah dgn wanita soleha yg sekarang jadi istrinya dan lurah bahagia banget hidupnya sekarang walopun dalam kesederhanaan!
sedangkan elo,gojier my man...ada satu hal yg gue belom balas..dulu waktu gue nikah amplop loe masuk lima besar angpao paling gede..itu yg sampe sekarang belum bisa gue balas lantaran blom ada kesempatan!
sialnya..umur 40 nanti gue niat mau terjun ke dunia politik tapi kalo sampe lawan politik gue tau tulisan ini..bisa abis gue dibantai mereka, malah kasus tentang ayam bangkok bisa dibuka kembali!
siip... Terharu saia baca nya...
BalasHapusindah nya persahabatan..
BalasHapus