Barang-barang yang diperdagangkan ke luar negeri atau diekspor terdiri dari
bermacam-macam jenis hasil bumi seperti: karet, kopi, lada, rotan, damar, kayu,
gaplek, tapioka, disamping hasil-hasil tambang dan hasil-hasil laut sepeti:
minyak mentah, nikel, bouxit, timah, udang, ikan, agar-agar laut, kulit kerang
dan lain-lain. Kita mengetahui bahwa masalah ekspor itu bukanlah persoalan yang
berdiri sendiri, tetapi hanyalah sebagai ujung dari kegiatan ekonomi yang
menyangkut bidang yang amat luas, atau paling banyak dapat dikatakan hanya
sebagai salah satu dari satu mata rantai aktifitas perekonomian pada umumnya.
Hasil bumi
misalnya sebagian dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan milik pemerintah atau
suasta, sedeangkan sebagian lagi oleh petani-petani kecil yang bertebaran
diseluruh tanah air. Bahkan hasil-hasil itu sebagian besar masih berserahkan di
hutan, seperti: damar, rotan, tengkawang, kayu dan lain-lainnya. Bumi kita
memang kaya dengan berbagai jenis endapan bahan-bahan tambang, seperti: biji
besi, timah, alumunium, nikel, minyak mentah, dan lain-lainnya. Lautan kita
yang amat luas masih padat berisikan hasil-hasil laut yang tak terhingga
banyaknya., seperti: ikan, mutiara, udang dan tumbuh-tumbuhan laut. Dapatlah
dibayangkan bahwa hasil-hasil produksi petani-petani kecil kita ini. Hasil
hutan yang masih berserahkan dan hasil laut yang belum terduga banyaknya itu
memanglah merupakan sumber-sumber mata air kemakmuran bangsa kita yang tidak
akan ada habis-habisnya, dan khususnya merupakan hasil devisa yang besar bagi
negara kita. Akan tetapi semua itu tidak akan menjelma menjadi devisa nyata
apabila tidak diusahakan. Hasil-hasil itu setidaknya harus dikumpulkan lebih
dulu dari sedikit-demi sedikit dari tempat-tempat tepencil di pedalaman, dari
situ harus diangkut ke kota dan dalam jumlah yang agak banyak baru diangkut ke
pelabuhan yang teerdekat.
Sampai pada
taraf itu saja kita sudah dihadapkan pada dua masalah pokok:
- Masalah Pengunpulan dan
- Masalah Angkutan Darat
Masalh
pengumpulan merupakan persoalan tersendiri, bagaimana caranya mengumpulkan
barang itu dari tempat-tempat kecil dan dari dari produsen yang tersebar itu.
Apakah harus dipertahankan adanya tengkulak dan pengijon hasil bumi, ataukah
koperasi-koperasi desa harus digerakan untuki keperluan ini, atau masih adakah
suatu cara yang lebih sempurna, sehingga dalam banyak hal menjadi hambatan.
Bidang prasarana ekonomi kita memang belum sempurna, sehingga dalam banyak hal
menjadi hambatan dalm usaha kearah perbaikan dalam bidang-bidang lain.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa belum semua tempat di desa desa kita mempunyai jaringan
perhubungan darat yang dapat dilalui kendaraan bermotor, sehingga pemikiran
mengenai jenis alat pengangkutan yang akan dipakai usaha pengunpulan merupakan
persoalan tersendiri juga. Apakah pemakaian gerubak cikar dan pikulan dengan
menggunakan tenaga manusia masih perlu dipertahankan dalam abad modern ini, dan
apakah masih dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan ekonomi alat
pengangkutan yang demikian, ataukah tidak sebaiknya dipikirkan dan diutamakan
pembuatan jaringan jalan raya yang mungkin dilalui kendaraan bermotor yang
mempercepat dan mempertinggi intensitas pengumpulan hasil bumi sebagai salah
satu pangkal bertolak dalam melaksanakan keinginan mempertinggi volume ekspor.
Hasil bumi kita perlu dibeli rakyat dan dengan sendirinya memaksa kita untuk
memecahkan masalah pembiayaan rupiah yang diperlukan.
Disisni kita
menemukan lagi masalah baru, yaitu:
- Masalah Pembiayaan Rupiah
Persoalan
pembiayaan ini merupakan persoalan yang penting pula, apakah keuangan sendiri
dari tiap pengusaha cukup kuat untuk membiayainya, ataukah kita perlu bantuan
dari bank-bank pemerintah atau badan-badan keuangan lainnya. Kalau demikiain
halnya sampai sejauh mana pemerintah dapat memberikan bantuan dalam pemecahan
persoalan pembiayaan rupiah ini.
Sebagaimana
diuraikan diatas, barang ekspor kita sebagian dihasilkan oleh produsen kecil
ataupun hanya dipunjgut dari hutan-hutan, laut dan sungai. Produsen atau
pengumpul pertama itu mempunyai tingkat pengetahuan dan cara pengolahan yang
tidak sama, sehingga barabng yang dihasilkan belum mempunyai mutu yang seragam,
bahkan mungkin sekali belum dilakukan pengolahan sama sekali. Barang yang masih
sedemikian itu sudah tentu belum deapat diperdagangkan ke luar negeri, tetapi
masih perlu diolah terlebih dulu. Dalam hal ini kita sudah dihadapkan pada
persoalan baru lain, yaitu:
d. Masalah Sortasi dan Up grading
Baik di desa
maupun di kota-kota pelabuhan barang-barang yang sudah terkumpul harus disimpan
dengan baik dan dimasukan di dalam
karung ataupun peti yang kuat sehingga terhindar dari kemungkinan kerusakan
selama dalam penyimpanan atau selama dalam perjalanan. Jadi dalam hal inipun
tidak dapat diabaikan persoalan:
- Masalah pergudangan dan Pengepakan (storage and packing)
Dari uraian
diatas itu dapatlah diambil kesimpulan bahwa masalah ekspor tidak lepas dari
masalah di bidang usaha lain, dan persoalan yang timbul pada masing-masing
bidang yang luas itu soal mudah sehingga memerlukan peninjauan dan pemikiran
yang lebih mendalam.
Kegagalan dalam
mengatasi salah satu dari sekian banyak persoalan itu dapat menggagalkan
seluruh rencana ekspor. Dapatlah disimpulkan bahwa persoalan yang menyangkut
bidang ekspor sebagai salah satu dari perdagangan luar negeri akan meliputi
bidang aktifitas seperti berikut:
- Bidang produksi
- Bidang pengumpulan
- Bidang sortasi dan Up grading
- Bidang angkutan darat
- Bidang pembiayaan (keuangan)
- Bidang pergudangan dan pengepakan
- Bidang angkutan laut
- Bidang perasuransian
- Persoalan prosedur dan peraturan pemerintah
- pesoalan administrasi perusahaan
- Persoalan oranisasi, produksi dan pemasaran
- Persoalan khusus disparitas dan subsidi
- Persoalan pemasaran
Kekurang
sempurnaan dalam mempersiapkan barang-barang yang akan dikirim ke Luar negeri,
pasti akanmembawa konsekwensi yang tidak diharapkan. Disamping merupaka
kegagalan dalam usaha mendapatkan devisa juga akan menjatuhkan nama baik
sebagai eksportir maupun sebagai negara produsen . Kurang mampunya kita
menanggulangin masalah diatas dapat menimbulkan akibat, sebagai berikut:
1.
Pengiriman barang terlambat (delay in shipment) yang
mungkin disebabkan oleh:
-
Kesulitan angkutan darat
-
Kesulitan angkutan laut
-
Kesulitan dalam hal peraturan pemerintah
-
Ketidak beresan administrasi perusahaan
2.
Barang sama sekali tidak dapat dikirim (non-delivery)
yang mungkin disebabkan oleh:
-
Masalh produksi
-
Kesulitan pembiayaan
-
Kesulitan dalam pengumpulan
-
Persoalan disparasi
3.
Mutu yang tidak sesuai dalam arti lebih rendah dari
yang telah dimufakati semula (lower grade quality) yang mungkin disebabkan:
-
Masalah sortasi dan up grading
-
Masalah pergudangan dan pengepakan yang tidak sempurna
4.
kekurangan berat timbangan (short weight) yang dapat disebabkan karena:
-
Kekurangan peralatan pergudangan dan ketidak sempurnaan
pengepakan
-
Kericuhan dalam administrasi perusahaan
-
Kekurang telitian pejabat 6yang diberikan tugas
penimbangan
5.
Pengepakan yang tidak memenuhi syarat (improper
packing) sebagai akibat dari kurang diperhatikannya syarat-yarat pengepakan
barang untuk ekspor, yang juga menjadi persoalan pengepakan dan pergudangan
6.
Keterlamabatan dalam pengiriman shipping dokumen
(unsmoothly flow of document) yang disebabkan oleh:
-
Ketidakberesan dalam administrasi perusahaan
-
Birokratisme dalam pelaksanaan prosedur dan peraturan
pemerintah
Persoalan diatas
pasti akan menimbulkan adanya tuntutan ganti rugi (claims) yang berarti
berkurangnya penghasilan devisa yang diharapkan, bahkan bukanlah hal yang
mustahil devisa yang sudah masuk didalam khas negarpun adakalanya terpaksa
dikeluarkan untuki membayar claims ini disdalam halnya non-delivery.
- Masalah Pemasaran
Semua masalah yang dikemukakan diatas menyangkut masalah dalam negeri
yang tanggung jawab penangannya tergantung pada kita sendiri pula. Kalau
dilihat lebih jauh semua masalah itu sesungguhnya termasuk masalah produksi
semata-mata. Segi lain yang sesungguhnya sangat menentukan, namun sangat pelik
pula adalah masalah pemasaran.
Ada tiga masalah pokok dalam pemasaran komoditi kita:
- Daya saing yang renday dalam harga dan waktu penyerahan , sebagai akibat ekonomi biaya tinggi dan kebiasaan kerja aparatur yang birokratis
- Daya saing yang dianggap masalah intern (micro) eksportir padahal ssungguhnya masalah nasional yang tak mungkin diatasi pengusaha sendiri-sendiri.
- Saluran pemasaran tidak berkembang di luar negeri, karena tidak berkembangnya wisma dagang (multi commodity trader)
0 komentar:
Posting Komentar