Please ENJOY

Jumat, 10 Februari 2012

Problema Ekspor



Barang-barang yang diperdagangkan  ke luar negeri atau diekspor terdiri dari bermacam-macam jenis hasil bumi seperti: karet, kopi, lada, rotan, damar, kayu, gaplek, tapioka, disamping hasil-hasil tambang dan hasil-hasil laut sepeti: minyak mentah, nikel, bouxit, timah, udang, ikan, agar-agar laut, kulit kerang dan lain-lain. Kita mengetahui bahwa masalah ekspor itu bukanlah persoalan yang berdiri sendiri, tetapi hanyalah sebagai ujung dari kegiatan ekonomi yang menyangkut bidang yang amat luas, atau paling banyak dapat dikatakan hanya sebagai salah satu dari satu mata rantai aktifitas perekonomian pada umumnya.


Hasil bumi misalnya sebagian dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan milik pemerintah atau suasta, sedeangkan sebagian lagi oleh petani-petani kecil yang bertebaran diseluruh tanah air. Bahkan hasil-hasil itu sebagian besar masih berserahkan di hutan, seperti: damar, rotan, tengkawang, kayu dan lain-lainnya. Bumi kita memang kaya dengan berbagai jenis endapan bahan-bahan tambang, seperti: biji besi, timah, alumunium, nikel, minyak mentah, dan lain-lainnya. Lautan kita yang amat luas masih padat berisikan hasil-hasil laut yang tak terhingga banyaknya., seperti: ikan, mutiara, udang dan tumbuh-tumbuhan laut. Dapatlah dibayangkan bahwa hasil-hasil produksi petani-petani kecil kita ini. Hasil hutan yang masih berserahkan dan hasil laut yang belum terduga banyaknya itu memanglah merupakan sumber-sumber mata air kemakmuran bangsa kita yang tidak akan ada habis-habisnya, dan khususnya merupakan hasil devisa yang besar bagi negara kita. Akan tetapi semua itu tidak akan menjelma menjadi devisa nyata apabila tidak diusahakan. Hasil-hasil itu setidaknya harus dikumpulkan lebih dulu dari sedikit-demi sedikit dari tempat-tempat tepencil di pedalaman, dari situ harus diangkut ke kota dan dalam jumlah yang agak banyak baru diangkut ke pelabuhan yang teerdekat.

Sampai pada taraf itu saja kita sudah dihadapkan pada dua masalah pokok:
  1. Masalah Pengunpulan dan
  2. Masalah Angkutan Darat
Masalh pengumpulan merupakan persoalan tersendiri, bagaimana caranya mengumpulkan barang itu dari tempat-tempat kecil dan dari dari produsen yang tersebar itu. Apakah harus dipertahankan adanya tengkulak dan pengijon hasil bumi, ataukah koperasi-koperasi desa harus digerakan untuki keperluan ini, atau masih adakah suatu cara yang lebih sempurna, sehingga dalam banyak hal menjadi hambatan. Bidang prasarana ekonomi kita memang belum sempurna, sehingga dalam banyak hal menjadi hambatan dalm usaha kearah perbaikan dalam bidang-bidang lain.

Tidak dapat dipungkiri bahwa belum semua tempat di desa desa kita mempunyai jaringan perhubungan darat yang dapat dilalui kendaraan bermotor, sehingga pemikiran mengenai jenis alat pengangkutan yang akan dipakai usaha pengunpulan merupakan persoalan tersendiri juga. Apakah pemakaian gerubak cikar dan pikulan dengan menggunakan tenaga manusia masih perlu dipertahankan dalam abad modern ini, dan apakah masih dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan ekonomi alat pengangkutan yang demikian, ataukah tidak sebaiknya dipikirkan dan diutamakan pembuatan jaringan jalan raya yang mungkin dilalui kendaraan bermotor yang mempercepat dan mempertinggi intensitas pengumpulan hasil bumi sebagai salah satu pangkal bertolak dalam melaksanakan keinginan mempertinggi volume ekspor. Hasil bumi kita perlu dibeli rakyat dan dengan sendirinya memaksa kita untuk memecahkan masalah pembiayaan rupiah yang diperlukan.

Disisni kita menemukan lagi masalah baru, yaitu:

  1. Masalah Pembiayaan Rupiah
Persoalan pembiayaan ini merupakan persoalan yang penting pula, apakah keuangan sendiri dari tiap pengusaha cukup kuat untuk membiayainya, ataukah kita perlu bantuan dari bank-bank pemerintah atau badan-badan keuangan lainnya. Kalau demikiain halnya sampai sejauh mana pemerintah dapat memberikan bantuan dalam pemecahan persoalan pembiayaan rupiah ini.

Sebagaimana diuraikan diatas, barang ekspor kita sebagian dihasilkan oleh produsen kecil ataupun hanya dipunjgut dari hutan-hutan, laut dan sungai. Produsen atau pengumpul pertama itu mempunyai tingkat pengetahuan dan cara pengolahan yang tidak sama, sehingga barabng yang dihasilkan belum mempunyai mutu yang seragam, bahkan mungkin sekali belum dilakukan pengolahan sama sekali. Barang yang masih sedemikian itu sudah tentu belum deapat diperdagangkan ke luar negeri, tetapi masih perlu diolah terlebih dulu. Dalam hal ini kita sudah dihadapkan pada persoalan baru lain, yaitu:

     d. Masalah Sortasi dan Up grading
Baik di desa maupun di kota-kota pelabuhan barang-barang yang sudah terkumpul harus disimpan dengan baik  dan dimasukan di dalam karung ataupun peti yang kuat sehingga terhindar dari kemungkinan kerusakan selama dalam penyimpanan atau selama dalam perjalanan. Jadi dalam hal inipun tidak dapat diabaikan persoalan:

  1. Masalah pergudangan dan Pengepakan (storage and packing)
Dari uraian diatas itu dapatlah diambil kesimpulan bahwa masalah ekspor tidak lepas dari masalah di bidang usaha lain, dan persoalan yang timbul pada masing-masing bidang yang luas itu soal mudah sehingga memerlukan peninjauan dan pemikiran yang lebih mendalam.

Kegagalan dalam mengatasi salah satu dari sekian banyak persoalan itu dapat menggagalkan seluruh rencana ekspor. Dapatlah disimpulkan bahwa persoalan yang menyangkut bidang ekspor sebagai salah satu dari perdagangan luar negeri akan meliputi bidang aktifitas seperti berikut:
  1. Bidang produksi
  2. Bidang pengumpulan
  3. Bidang sortasi dan Up grading
  4. Bidang angkutan darat
  5. Bidang pembiayaan (keuangan)
  6. Bidang pergudangan dan pengepakan
  7. Bidang angkutan laut
  8. Bidang perasuransian
  9. Persoalan prosedur dan peraturan pemerintah
  10. pesoalan administrasi perusahaan
  11. Persoalan oranisasi, produksi dan pemasaran
  12. Persoalan khusus disparitas dan subsidi
  13. Persoalan pemasaran
Kekurang sempurnaan dalam mempersiapkan barang-barang yang akan dikirim ke Luar negeri, pasti akanmembawa konsekwensi yang tidak diharapkan. Disamping merupaka kegagalan dalam usaha mendapatkan devisa juga akan menjatuhkan nama baik sebagai eksportir maupun sebagai negara produsen . Kurang mampunya kita menanggulangin masalah diatas dapat menimbulkan akibat, sebagai berikut:
1.      Pengiriman barang terlambat (delay in shipment) yang mungkin disebabkan oleh:
-          Kesulitan angkutan darat
-          Kesulitan angkutan laut
-          Kesulitan dalam hal peraturan pemerintah
-          Ketidak beresan administrasi perusahaan
2.      Barang sama sekali tidak dapat dikirim (non-delivery) yang mungkin disebabkan oleh:
-          Masalh produksi
-          Kesulitan pembiayaan
-          Kesulitan dalam pengumpulan
-          Persoalan disparasi
3.      Mutu yang tidak sesuai dalam arti lebih rendah dari yang telah dimufakati semula (lower grade quality) yang mungkin disebabkan:
-          Masalah sortasi dan up grading
-          Masalah pergudangan dan pengepakan yang tidak sempurna
4.      kekurangan berat timbangan  (short weight) yang dapat disebabkan karena:
-          Kekurangan peralatan pergudangan dan ketidak sempurnaan pengepakan
-          Kericuhan dalam administrasi perusahaan
-          Kekurang telitian pejabat 6yang diberikan tugas penimbangan
5.      Pengepakan yang tidak memenuhi syarat (improper packing) sebagai akibat dari kurang diperhatikannya syarat-yarat pengepakan barang untuk ekspor, yang juga menjadi persoalan pengepakan dan pergudangan
6.      Keterlamabatan dalam pengiriman shipping dokumen (unsmoothly flow of document) yang disebabkan oleh:
-          Ketidakberesan dalam administrasi perusahaan
-          Birokratisme dalam pelaksanaan prosedur dan peraturan pemerintah
Persoalan diatas pasti akan menimbulkan adanya tuntutan ganti rugi (claims) yang berarti berkurangnya penghasilan devisa yang diharapkan, bahkan bukanlah hal yang mustahil devisa yang sudah masuk didalam khas negarpun adakalanya terpaksa dikeluarkan untuki membayar claims ini disdalam halnya non-delivery.

  1. Masalah Pemasaran
Semua masalah yang dikemukakan diatas menyangkut masalah dalam negeri yang tanggung jawab penangannya tergantung pada kita sendiri pula. Kalau dilihat lebih jauh semua masalah itu sesungguhnya termasuk masalah produksi semata-mata. Segi lain yang sesungguhnya sangat menentukan, namun sangat pelik pula adalah masalah pemasaran.

Ada tiga masalah pokok dalam pemasaran komoditi kita:
  1. Daya saing yang renday dalam harga dan waktu penyerahan , sebagai akibat ekonomi biaya tinggi dan kebiasaan kerja aparatur yang birokratis
  2. Daya saing yang dianggap masalah intern (micro) eksportir padahal ssungguhnya masalah nasional yang tak mungkin diatasi pengusaha sendiri-sendiri.
  3. Saluran pemasaran tidak berkembang di luar negeri, karena tidak berkembangnya wisma dagang (multi commodity trader)

0 komentar:

Posting Komentar