Evolusi adalah Perubahan yang
terjadi secara perlahan dalam waktu yang sangat lama, biasanya di dorong oleh
Seleksi Alam atau Hanyutan Genetik. Entah buku panduannya yang salah ataukah
guru sebagai pemberi materi yang kurang menguasai, hingga terjadi kesalahan
pemahaman tentang Teori Evolusi yang dicetuskan Oleh Charles Darwin,
murid-murid sekolah seolah dihadapkan pada pemahaman yang sangat kontradiksi
dengan nalar mereka, mereka menganggap bahwa Darwin adalah pencetus Teori Evolusi
yang menyatakan Manusia Berasal Dari Kera, padahal Darwin sama sekali tidak
pernah menyatakan bahwa manusia berasal dari kera, Darwin hanya meneliti dan
menemukan kesamaan yang indentik secara fisik antara manusia dengan kera, dan
kesamaan-kesamaan yang terindentifikasi diantaranya:
- Tubuh ditumbuhi bulu
- Berjalan tegak dengan kedua kaki
- Setiap tangan mempunyai lima jari
- Mata menghadap kedepan
- Telingan menghadap kesamping
- Berkembang biak dengan cara melahirkan, dll
Lalu, apakah kesamaan indentik antara manusia dengan kera
hanya sebatas fisik saja?
Sebenarnya ada beberapa manusia
yang juga mempunyai kesamaan sifat dengan kera, coba kita perhatikan sifat dari
kera, kera itu termasuk jenis binatang yang serakah, meskipun genggaman tangan
dan mulutnya sudah penuh dengan makanan tetapi masih saja ingin menjangkau
makanan lain dengan genggaman kakinya.
Begitu juga manusia, ada beberapa
manusia yang kurang bersyukur hingga selalu merasa tidak cukup dengan rejeki
yang telah didapatkan, lalu berusahalah dengan berbagai macam cara untuk
mendapatkan semua yang diinginkan, usaha-usaha tersebut cenderung dengan
menghalalkan segala macam cara, mendobrak aturan yang ada dan melanggar
norma-norma yang berlaku di masyarakat, mereka sama sekali tidak menyadari
bahwa rejeki tiap-tiap individu sudah mempunyai porsinya masing-masing.
Seringkali kita melihat betapa
haus dan serakahnya para Anggota Dewan yang terhormat yang memperkaya diri
dengan melakukan korupsi, atau kitapun merasa miris bagaimana para pengusaha
besar berusaha mencari keuntungan dengan membunuh usaha pesaingnya,
menggelapkan pajak atau memonopoli, dan kitapun sering dibuat terhenyak mana
kala kita menyaksikan betapa para pejabat Negara atau pemimpin masyarakat
disekitar kita berusaha menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan apa yang
mereka inginkan, padahal secara ekonomi mereka itu adalah manusia-manusia yang
sudah sangat mapan, tetapi tetap saja mereka selalu menginginkan lebih dari apa
yang telah mereka miliki. Sungguh mereka itu seperti kera.
Kera juga merupakan hewan yang
hidupnya berkelompok (mahluk sosial), dan setiap kelompok menganggap bahwa
kelompok lain adalah saingannya, persaingan antar kelompok sering kali terjadi
demi mendapatkan sebidang lahan yang penuh dengan makanan, begitu juga dengan
manusia yang sebagai mahluk sosial, pada dasarnya manusia juga hidup
berkelompok (berteman), namun sayangnya ada sifa-sifat dari kera yang sering
kali mempengaruhi terbentuknya suatu kelompok tersebut, padahal seandainya
mereka tidak menyertakan sifat dari kera kedalam kelompoknya, tidaklah mungkin
akan terjadi perang antar suku, perang antar kampung, perang antar genk atau
lebih tinggi lagi tidaklah mungkin terjadi saling menjatuhkan antara organisasi
yang satu dengan organisasi yang lain. Semua itu mereka lakukan demi suatu
kepentingan, padahal tidaklah ada satupun kepentingan yang abadi di dunia ini.
Kriminalitas yang terjadi dalam
kehidupan social dimasyarakat juga banyak yang indentik dengan sifat-sifat
kera, seperti: perkosaan, pencurian, pengeroyokan dan berbagai jenis tindakan
kekerasan lainnya.
Lalu, apakah semua manusia itu
sifatnya seperti kera?
Tentu saja tidak, karena masih
banyak manusia yang berbudi pekerti luhur, tahu akan aturan dan norma-norma
yang berlaku juga masih ada manusia yang menelaah terlebih dahulu setiap
tindakan yang akan diambil baik menggunakan pikiran maupun menggunakan hati.
0 komentar:
Posting Komentar