Please ENJOY

Kamis, 16 Agustus 2012

Dia itu MATAHARI


Doc. pribadi
Darinya saya belajar tentang kesederhanaan

Darinya saya belajar bagaimana caranya menjalani hidup tanpa berlebihan

Darinya saya belajar menjadi orang yang rendah hati

Darinya saya belajar betapa berharga arti dari sebuah kesetiaan

Dan darinya saya belajar bagaimana mengisi hidup agar lebih bermakna

Ini cerita bukan mengenai para Nabi suci yang mengemban amanat Illahi, ini cerita bukan tentang Habibie yang ahli teknologi dan ini cerita bukan mengenai Muammar Kadhafi yang pemberani, ini cerita mengenai seorang karib yang dari dulu hingga kini masih mengisi setiap hari yang saya lalui, kalau terhadap Iwan “Demank” Sukmana saya memanggilnya SUPER HERO kalau terhadap sahabat yang satu ini Pamungkas “Lurah” saya memanggilnya MATAHARI.

Doc. IDS
Lurah memang layak dipanggil Matahari karena dia memang seperti Matahari, simbol memberi dan berbagi, pola pikirnya dewasa dan bijaksana, mampu memahami setiap karakter teman-temannya, Lurah juga ramah dan penuh cinta, nyata baik pada siapa saja, nyata dan tak bisa didua, lahir dari sebuah kesederhanaan tapi dia istimewa dan luar biasa walau tak sempurna.

Saat pertama kali bertemu dan berkenalan status Lurah sama seperti saya, kami sama-sama anak yatim, menjadi remaja dalam kondisi serba kekurangan sungguh sangat berat, kami harus pandai memanipulasi diri agar tidak terlihat minder di depan teman-teman, saat kaki kami dilangkahkan, saat itu juga jalan berliku dan mengharu biru sudah menghadang di depan mata. Saya dan Lurah dihadapkan pada kondisi yang sama, saya merasa banyak kesamaan nasib dengan Lurah, tapi anehnya hanya saya saja yang selalu berkeluh kesah sedangkan Lurah tetap tegar, seolah tidak terjadi apa-apa. Lurah masih saja mau mendengarkan semua keluhan saya padahal dia sendiripun mempunyai nasib yang kurang lebih sama.
Lurah bersama Seki Fuji Wiragil

Ada sebuah karakter yang berbeda tapi berakhir sama antara saya dan lurah, semasa sekolah dulu saya orangnya ganjen terhadap semua perempuan tapi sulit mendapatkan pacar, mungkin karena terlalu ganjen jadi jarang ada perempuan yang mau, sedangkan Lurah orangnya lebih pendiam dan tertutup, gak berani mengungkapkan isi hatinya terhadap perempuan, hingga gak ada juga perempuan yang mau sama Lurah….hehehehe…(sepertinya nasib kita berakhir sama), tetapi khusus untuk kasus yang ini keganjenan saya membuahkan hasil, saya sempat punya pacar meskipun gak cantik dan gak anggun (karena kalau perempuan cantik dan anggun mana ada yang mau sama cowok ganjen), dan Lurah gak pernah punya pacar karena tertutup, gak berani mengungkapkan isi hatinya terhadap SEKI FUJI WIRAGIL…ouupppsstttt…… (sebuah rahasia yang tak boleh dibuka-buka), Lurah kurang agresif saat PeDeKaTe.

Doc. IDS
Selepas SMA, Saya, SUPER HERO, dan MATAHARI mulai bekerja, tapi kondisi kami tidak juga membaik, terutama kondisi saya dan Lurah, kehidupan kami tetap saja susah, gaji yang kami dapatkan sangat minim. Saya jadi teringat beberapa tahun setelah kami lulus sekolah, saya menerima sepucuk surat yang Lurah kirim via pos. Isinya pemberitahuan sekaligus ajakan untuk mengadakan reuni (kalau gak salah) di daerah Cibodas, saat saya buka isi amplopnya bukan hanya surat tapi ada uang yang Lurah sisipkan di dalam amplop, uang itu terbungkus rapih kertas karbon, mungkin tujuannya agar tidak terdeteksi pihak Pos & Giro, dalam serba ketiadaan Lurah masih memberikan uang yang dia sisipkan di suratnya untuk ongkos saya pergi ke Cibodas… Ooohhh…… saya benar-benar terharu, ini menjadi bukti kalau Lurah memang layak disebut MATAHARI, simbol memberi dan berbagi.

Lurah adalah sahabat yang paling sering mengunjungi saya di Bandung selepas SMA, meskipun my SUPER HERO juga pernah beberapa kali datang ke Bandung, setiap lebaran hari ke-2 Lurah sudah pasti datang ke Bandung, jadi secara dokumentasi saya lebih banyak menyimpan foto-foto jadul Lurah dari pada foto-foto jadul My SUPER HERO, biasanya saat datang ke Bandung saya ajak Lurah ke Cicalengka menemui keluarga paman saya, kebetulan makam Bapak saya juga berada disana, dan setiap itu juga Lurah selalu membawakan oleh-oleh buat Paman saya disana, ini juga sebagai bukti lain kalau lurah memang MATAHARI.

Doc. IDS
Tanggal 7 Agustus 2011, saat kami mengadakan acara “Temu Kangen” Reuni untuk alumni SMEA dan SMA Ghandi Poera semua angkatan adalah saat kami berkumpul kembali setelah belasan tahun tidak bertemu, saya masih ingat ketika My SUPER HERO sempat-sempatnya mengolok-olok Lurah, katanya kemeja yang dipake Lurah itu kemeja Lebaran yang dipakai terlalu awal, dan lurah dengan gaya cool-nya tidak melayani ocehan My SUPER HERO. Aneh… dari dulu sampai sekarang Lurah selalu menjadi sasaran candaan teman-teman terutama candaannya My SUPER HERO.  Acara Temu Kangen usai, saatnya kami semua bubar pulang ke rumah masing-masing, dan saat itulah Lurah mengulurkan tangannya untuk mengantar saya ke Terminal Kampung Rambutan, ternyata sebagai MATAHARI dia bukan hanya memberi dan berbagi tetapi juga menolong dengan uluran tangannya, Lurah dengan rela hati mau mengantarkan saya dengan motornya ke Terminal Kampung Rambutan padahal arahnya berlawanan dengan arah rumah tempat Lurah tinggal.

“Lurah, kehidupan loe terus berjalan kearah yang lebih baik, tanpa bisa dihentikan, dan sebagai MATAHARI loe selalu memberikan sinaran, seakan tak menginginkan diri sesat di jalan”





0 komentar:

Posting Komentar