Please ENJOY

Sabtu, 18 Agustus 2012

Bebaskan

“Jangan berteman dengan orang yang suka mengeluh” itu pepatah yang pernah saya dengar sewaktu kecil dulu, lalu bagaimana dengan teman yang curhat atau hanya sekedar berbagi cerita? Memang agak sulit membedakan antara mengeluh dan curhat atau berbagi cerita, tapi inti dari semua itu adalah ada sesuatu hal yang membebani atau menekan sebuah kebebasan.

Saat seseorang datang kepada kita dan ingin membagi ceritanya, saat itulah kita harus memposisikan diri kita sebagai good listener, karena seorang komunikator yang baik itu adalah seorang pendengar yang baik bukan seorang pembicara yang baik, dengan mendengar akan banyak sekali hal yang sebelumnya kita tidak tahu menjadi tahu dan yang tidak kita fahami menjadi dimengerti.

Lalu yang selama ini menjadi pertanyaan adalah mengapa harus ada keluhan, dan mengapa harus memikul beban jika itu dirasa berat?

Seperti memanggul batu jalan kaki menajak ke atas bukit” kalau batu itu dirasa sebagai beban yang menghambat langkah kita, lalu mengapa tak kita tinggalkan saja batu itu di jalan, dan mulai lagi melangkah tanpa beban, begitu juga dengan kehidupan, tinggalkan semua beban masalah, hindari semua yang bisa mengikat kita , apalagi kalau kita harus terbebani oleh sesuatu yang bukan masalah kita, terlalu naive rasanya.

Ada cerita tentang seorang rekan yang setiap harinya sibuk bergunjing membicarakan sesuatu yang bukan urusannya, bukan hanya sekedar itu, diapun sibuk memikirkan masalah orang lain padahal masalah itu bukan masalahnya, sementara orang lain yang dianggapnya punya masalah malah santai-santai saja menjalani hidup, saya jadi berpikir betapa meruginya rekan saya itu, karena terlalu sibuk memikirkan masalah orang lain dia jadi lupa untuk mengurus dirinya sendiri dan membenahi kehidupannya, sebenarnya dia telah memikul beban orang lain yang bukan tanggung jawabnya.

Dalam hidup keluhan itu tak perlu ada, kalau memang sesuatu itu kita suka yang teruskan kita jalanin, kalau tidak suka yang segeralah untuk kita tinggalkan, terlalu sayang rasanya apabila kita menjalani hidup dengan terus menerus terbebani sesuatu yang menghambat langkah kita, sementara orang lain yang hidupnya tanpa beban terus melaju kencang jauh meninggalkan kita.

Terkadang saya heran ketika ada teman yang berkomentar bahwa rumah saya atau kantor tempat dimana saya bekerja itu terlalu jauh jaraknya, dan dia merasa  terbebani melihat saya tiap hari pulang pergi menempuh jarak yang menurutnya jauh, padahal jauh dekat itu sangat relatif sifatnya tergantung dari mana dulu tolak ukurnya, saya sendiri merasa bahwa jarak tempuh bukanlah halangan untuk melakukan suatu aktifitas, karena untuk mencapai tujuan saya tidak dengan jalan kaki, tapi ada kendaraan yang membawa saya, lagi pula bukankah semakin jauh suatu jarak itu artinya semakin banyak hal yang kita dengar dan semakin banyak sesuatu yang kita lihat hingga bisa menjadi  pengalaman tambahan yang suatu saat nanti akan berguna, berbeda dengan jarak tempuh yang pendek itu artinya akan semakin sedikit apa  yang kita dengar dan apa yang kita lihat, maka semakin sedikit pula pengalaman hidup kita.

Ada lagi cerita tentang teman saya yang mengeluh karena jalanan macet total saat mudik pulang ke kampungnya, sementara dia masih punya banyak waktu hingga tak perlu terburu-buru  untuk sampai tujuan,  kemacetan itu bukan hanya dialami oleh teman saya tapi juga oleh orang lain yang melalui jalan yang sama, lalu apakah orang lain juga mempunyai keluhan yang sama? Jawabannya “belum tentu”, karena ada juga orang yang menganggap bahwa macetnya jalan itu bukanlah sesuatu masalah atau beban yang harus dikeluhkan, semuanya tergantung dari pola pikir masing-masing, apabila kita menganggap bahwa kemacetan adalah sesuatu beban yang pantas untuk dikeluhkan yah tentunya itu akan benar-benar menjadi beban yang memberatkan, tapi kalau kita berpikir bahwa macet itu bukan masalah dan merupakan hal yang wajar, tentu  kita akan merasa ringan saja untuk melewatinya, dari pada mengeluh mengapa tidak kita coba menikmati perjalanan itu sambil mendengarkan musik atau ngobrol dengan siapa saja yang duduk disamping kita, dan kita nimati perjalanan dengan perasaan yang ringan tanpa terbebani oleh kemacetan jalan. Enjoy your life, enjoy your trip.

Fakta membuktikan bahwa orang yang sukses adalah orang yang mampu membebaskan pikirannya dari segala macam beban yang memberatkan langkahnya, hingga dia mampu melaju dengan kencang, berpikir dengan jernih, bekerja dengan penuh semangat, mampu menangkap semua peluang yang datang dengan cepat, dan bertindak dengan tepat.

Lalu apalagi yang harus dirisaukan, segeralah BEBASKAN

5 komentar:

  1. ya...mari kita sedikit mengeluh dan lebih banyak bersyukur, belajar melepaskan beban untuk tidak banyak menanggung beban orang lain yang tak selayaknya kita tanggung....lebih peduli dengan diri sendiri dan koreksi diri, itu lebih baik.

    BalasHapus
  2. makasih Kak Endang... saya seneng Kakak mau mampir ke blog saya ini,... memang benar kita harus lebih banyak bersyukur atas apapun juga kondisi yang menimpa kita

    BalasHapus
  3. seringlah kakak baca tulisanmu sep...semuanya bagus dan bermutu, sayang kakak lom sempat buat blognya nich....kalau nggakkan bisa gantian mampir hehe........

    BalasHapus
  4. Kdg sy bingung sm org yg sibuk ngurusin mslh orla x_x

    BalasHapus
  5. duh mantap bro tulisannya, aku terinpirasi. Pikiranku blm sampai ke sana

    BalasHapus