Please ENJOY

Minggu, 26 Agustus 2012

MIMIKRI….. kemunafikan dalam pergaulan


Mungkin kita sering atau pernah mendengar kata mimikri (mimicry), sebuah proses adaptasi dimana warna kulit hewan akan berubah dengan spontan sesuai dengan tempatnya yang disinggahi untuk melindungi diri dari predator atau untuk mencari mangsa, seperti yang biasa dilakukan oleh seekor bunglon atau gurita, mimikri bukanlah komoflase karena mimikri berbeda dengan komoflase, komoflase adalah proses adaptasi yang menyamakan atau menyeragamkan warna kulit dengan lingkungan sekitarnya untuk melindungi diri dari predator atau untuk mencari mangsa, seperti warna coklat pada seekor singa yang mirip dengan warna rumput kering, atau warna hijau pada ular pucuk yang mirip dengan warna daun.

Dalam kehidupan sosial ternyata banyak juga orang-orang disekitar kita yang bersikap layaknya seekor bunglon, mereka melakukan mimikri hanya sekedar untuk menutup-nutupi siapa mereka sebenarnya, mereka melakukan mimikri hanya untuk mengelabui orang lain demi keuntungan dirinya sendiri.

Saya jadi teringat akan sosok teman yang dulu pernah sekantor, kami bekerja dalam satu ruangan, pada saat kita bersama dia tidak ada bedanya dengan teman-teman yang lain, baik, ramah, dan mau berbaur untuk melakukan aktifitas yang sama, sekilas sungguh tidak ada yang aneh dengan orang tersebut, tetapi di belakang dia berubah menjadi sosok pribadi yang berbeda 180ᶿ , dia menunjukan jati diri yang sebenarnya, menjilat atasan, mengadu domba teman, dan selalu mengaku-ngaku keberhasilan orang lain seolah-olah itu adalah pencapaiannya. Dia mirip sekali seperti bunglon, hingga sukar untuk ditebak apa warna dia yang sebenarnya, hitam atau putihkah.

Pemiripan atau peniruan agar seolah-olah sama dengan orang lain bisa terjadi dimana-mana, dia berusaha melakukan itu agar dapat dengan mudah diterima di lingkungan yang dia masuki, sebuah prilaku yang menurut saya sangat tidak etis dan pengecut.

Sebuah ciri khas yang melekat pada orang yang melakukan mimikri adalah selalu mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda untuk sebuah topik yang sama, atau mengeluarkan jawaban yang berbeda untuk pertanyaan yang sama. Dia melakukan itu agar orang lain atau lawan bicaranya menganggap bahwa dia adalah orang yang “Pro” dan bukan “Kontra”.

Mencari aman atau mengamankan diri sendiri juga merupakan ciri khas dari orang yang melakukan mimikri, dia masuk sesuka hatinya pada saat suasana menguntungkan dirinya, dan dia menarik diri keluar dari keruhnya suasana  yang mungkin dialah penyebabnya, dia melakukan mimikri agar tidak terkena getah dari perbuatannya atau perbuatan suatu kelompok dimana dia juga adalah salah satu anggotanya.

Memang butuh waktu yang agak lama untuk mengetahui seorang pecundang yang mengaku pahlawan, atau menebak seekor serigala diantara kawanan domba, tetapi pepatah mengatan bahwa keburukan lambat laun akan tercium juga meskipun ditutup-tutupi , dengan berjalannya waktu kitapun pasti akan dapat menebak atau menilai siapakah orang yang melakukan mimikri disekitar kita.

Mimikri dalam lingkungan sosial adalah kemunafikan dalam pergaulan, dan agar kita tidak tergolong orang-orang yang munafik, ada baiknya bila kita selalu tampil apa adanya, kita tunjukan warna kita yang sebenarnya, orang lain pastilah akan lebih menyukai kita apa adanya walaupun ada juga yang membenci kita dengan alasan yang sama.

2 komentar: