Mungkin kita sering atau pernah
mendengar kata mimikri (mimicry), sebuah proses adaptasi dimana warna kulit
hewan akan berubah dengan spontan sesuai dengan tempatnya yang disinggahi untuk
melindungi diri dari predator atau untuk mencari mangsa, seperti yang biasa
dilakukan oleh seekor bunglon atau gurita, mimikri bukanlah komoflase karena
mimikri berbeda dengan komoflase, komoflase adalah proses adaptasi yang
menyamakan atau menyeragamkan warna kulit dengan lingkungan sekitarnya untuk
melindungi diri dari predator atau untuk mencari mangsa, seperti warna coklat
pada seekor singa yang mirip dengan warna rumput kering, atau warna hijau pada
ular pucuk yang mirip dengan warna daun.
Dalam kehidupan sosial ternyata
banyak juga orang-orang disekitar kita yang bersikap layaknya seekor bunglon,
mereka melakukan mimikri hanya sekedar untuk menutup-nutupi siapa mereka
sebenarnya, mereka melakukan mimikri hanya untuk mengelabui orang lain demi
keuntungan dirinya sendiri.
Saya jadi teringat akan sosok
teman yang dulu pernah sekantor, kami bekerja dalam satu ruangan, pada saat
kita bersama dia tidak ada bedanya dengan teman-teman yang lain, baik, ramah,
dan mau berbaur untuk melakukan aktifitas yang sama, sekilas sungguh tidak ada
yang aneh dengan orang tersebut, tetapi di belakang dia berubah menjadi sosok
pribadi yang berbeda 180ᶿ , dia menunjukan jati diri yang sebenarnya, menjilat
atasan, mengadu domba teman, dan selalu mengaku-ngaku keberhasilan orang lain
seolah-olah itu adalah pencapaiannya. Dia mirip sekali seperti bunglon, hingga
sukar untuk ditebak apa warna dia yang sebenarnya, hitam atau putihkah.
Pemiripan atau peniruan agar
seolah-olah sama dengan orang lain bisa terjadi dimana-mana, dia berusaha
melakukan itu agar dapat dengan mudah diterima di lingkungan yang dia masuki,
sebuah prilaku yang menurut saya sangat tidak etis dan pengecut.
Sebuah ciri khas yang melekat pada
orang yang melakukan mimikri adalah selalu mengungkapkan pendapat yang
berbeda-beda untuk sebuah topik yang sama, atau mengeluarkan jawaban yang
berbeda untuk pertanyaan yang sama. Dia melakukan itu agar orang lain atau
lawan bicaranya menganggap bahwa dia adalah orang yang “Pro” dan bukan “Kontra”.
Mencari aman atau mengamankan
diri sendiri juga merupakan ciri khas dari orang yang melakukan mimikri, dia
masuk sesuka hatinya pada saat suasana menguntungkan dirinya, dan dia menarik
diri keluar dari keruhnya suasana yang
mungkin dialah penyebabnya, dia melakukan mimikri agar tidak terkena getah dari
perbuatannya atau perbuatan suatu kelompok dimana dia juga adalah salah satu
anggotanya.
Memang butuh waktu yang agak lama
untuk mengetahui seorang pecundang yang mengaku pahlawan, atau menebak seekor serigala diantara kawanan domba, tetapi pepatah mengatan bahwa keburukan lambat
laun akan tercium juga meskipun ditutup-tutupi , dengan berjalannya waktu
kitapun pasti akan dapat menebak atau menilai siapakah orang yang melakukan
mimikri disekitar kita.
Mimikri dalam lingkungan sosial adalah
kemunafikan dalam pergaulan, dan agar kita tidak tergolong orang-orang yang
munafik, ada baiknya bila kita selalu tampil apa adanya, kita tunjukan warna
kita yang sebenarnya, orang lain pastilah akan lebih menyukai kita apa adanya
walaupun ada juga yang membenci kita dengan alasan yang sama.
ih takuuuuuut
BalasHapusSemoga kita bukanlah orang2 yang mimikri tersebut ya sep, aamiin....
BalasHapus