“Nasib terbaik adalah tidak
dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur
tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda". “SOE HOK
GIE” (17 Desember 1942 – 16 Desember 1969) Dalam bukunya yang berjudul Catatan Harian Sang Demonstran.
Sebuah
buku yang sangat menginspirasi dalam perjalanan hidup saya selama ini, mungkin
yang dimaksud oleh “GIE” saat itu adalah lebih baik tidak dilahirkan sama
sekali dari pada lahir dan hidup seperti orang mati, hidup yang hanya diisi
oleh “diam” tanpa mau berbuat sesuatu yang berarti, manusia yang hidupnya
seperti ini adalah manusia yang hidupnya hanya untuk menunggu mati. karena saat
itu (sekitar tahun ’66) semangat para pemuda sangatlah dibutuhkan untuk untuk
melakukan sebuah pembaharuan (revolusi), artinya: pemuda yang tidak punya
semangat tidak dibutuhkan.
Nasib
terbaik yang ke dua adalah dilahirkan tapi mati muda, memang lebih baik mati
muda karena untuk apa hidup sampai tua bila hidup hanya diisi untuk menunggu
tua, mati muda adalah yang terbaik buat manusia seperti ini.
Yang
tersial adalah umur tua, maksud yang tersial disini adalah mereka yang dianggap sial karena tujuan mereka hidup hanya untuk tua.
Apakah
semakin panjang usia seseorang semakin banyak pula pengalaman hidup yang dia
miliki? Ternyata kenyataannya tidak, karena banyak sekali orang-orang yang
sepanjang hidupnya hanya berdiam diri, menghabiskan waktu tanpa sekalipun
berbuat sesuatu yang berarti, hingga terbataslah pengalaman hidup yang mereka
miliki.
Usia
belia adalah usia yang paling indah dan usia yang paling tepat untuk
mengexplore semua minat, bakat dan karya, tapi kenyataannya sering sekali saya
melihat banyak anak-anak muda hidup secara raga namun mati secara jiwa.
Kematian
jiwa mereka biasanya diawali dengan terlebih dahulu matinya semangat hidup
kemudian disusul dengan matinya kreatifitas, di mata saya mereka semua pada
hakikatnya sudah mati.
“Hidup
itu seperti pagi, kesibukannya adalah sepi yang bersuara” Hidup yang indah
diibaratkan suasana di pagi hari, segar, damai, dan penuh semangat, di dalamnya
terdapat ketenangan yang seolah-olah diam, hingga terasa sepi padahal ada
aktifitas (suara), orang yang menikmati hidup biasanya orang yang cinta damai
meskipun dia tidak menghindar saat menghadapi sebuah konflik atau masalah.
Sungguh
kasian dan sial sekali orang-orang yang selama hidupnya tidak pernah
menghasilkan sebuah karya yang berarti buat dirinya dan orang lain, hingga
mereka hidup hanya untuk dikenal dan lalu dilupakan begitu saja, berbuat
sesuatu tidaklah harus selalu menghasilkan sebuah “Maha Karya” seperti apa yang
pernah dilakukan James Watt (19 Januari 1736 – 25 Agustus 1819),
Thomas Alfa Edison (11 Pebruari 1847 – 18 Oktober 1931),
Galileo Galilei (15 Pebruari 1564 – 8 Januari 1642),
ataupun Benjamin
Franklin (17 Januari 1706 – 17 April 1790), dll….
Yang karya-karyanya mampu merubah peradaban dunia, hingga setelah kematiannya
orang-orang tersebut sulit sekali untuk dilupakan, karya-karya mereka adalah Maha
Karya yang berdampak positif bagi umat manusia hingga saat ini, kalaupun kita
tidak bisa seperti mereka tapi kita bisa memulainya dari hal-hal kecil namun
berdampak positif bagi lingkungan sekitar, agar mereka tidak begitu saja
melupakan kita.
“Sesungguhnya
seseorang akan mati apabila dia telah dilupakan”….. dan Saya (belum) Akan Mati.
0 komentar:
Posting Komentar