Please ENJOY

Rabu, 18 Juli 2012

Saya (belum) Akan Mati


Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda". “SOE HOK GIE” (17 Desember 1942 – 16 Desember 1969) Dalam bukunya yang berjudul Catatan Harian Sang Demonstran.

Sebuah buku yang sangat menginspirasi dalam perjalanan hidup saya selama ini, mungkin yang dimaksud oleh “GIE” saat itu adalah lebih baik tidak dilahirkan sama sekali dari pada lahir dan hidup seperti orang mati, hidup yang hanya diisi oleh “diam” tanpa mau berbuat sesuatu yang berarti, manusia yang hidupnya seperti ini adalah manusia yang hidupnya hanya untuk menunggu mati. karena saat itu (sekitar tahun ’66) semangat para pemuda sangatlah dibutuhkan untuk untuk melakukan sebuah pembaharuan (revolusi), artinya: pemuda yang tidak punya semangat tidak dibutuhkan. 

Nasib terbaik yang ke dua adalah dilahirkan tapi mati muda, memang lebih baik mati muda karena untuk apa hidup sampai tua bila hidup hanya diisi untuk menunggu tua, mati muda adalah yang terbaik buat manusia seperti ini.

Yang tersial adalah umur tua, maksud yang tersial disini adalah mereka yang dianggap sial karena tujuan mereka hidup hanya untuk tua.

Apakah semakin panjang usia seseorang semakin banyak pula pengalaman hidup yang dia miliki? Ternyata kenyataannya tidak, karena banyak sekali orang-orang yang sepanjang hidupnya hanya berdiam diri, menghabiskan waktu tanpa sekalipun berbuat sesuatu yang berarti, hingga terbataslah pengalaman hidup yang mereka miliki.

Usia belia adalah usia yang paling indah dan usia yang paling tepat untuk mengexplore semua minat, bakat dan karya, tapi kenyataannya sering sekali saya melihat banyak anak-anak muda hidup secara raga namun mati secara jiwa.

Kematian jiwa mereka biasanya diawali dengan terlebih dahulu matinya semangat hidup kemudian disusul dengan matinya kreatifitas, di mata saya mereka semua pada hakikatnya sudah mati.

Hidup itu seperti pagi, kesibukannya adalah sepi yang bersuara” Hidup yang indah diibaratkan suasana di pagi hari, segar, damai, dan penuh semangat, di dalamnya terdapat ketenangan yang seolah-olah diam, hingga terasa sepi padahal ada aktifitas (suara), orang yang menikmati hidup biasanya orang yang cinta damai meskipun dia tidak menghindar saat menghadapi sebuah konflik atau masalah.

Sungguh kasian dan sial sekali orang-orang yang selama hidupnya tidak pernah menghasilkan sebuah karya yang berarti buat dirinya dan orang lain, hingga mereka hidup hanya untuk dikenal dan lalu dilupakan begitu saja, berbuat sesuatu tidaklah harus selalu menghasilkan sebuah “Maha Karya” seperti apa yang pernah dilakukan James Watt (19 Januari 1736 – 25 Agustus 1819), Thomas Alfa Edison (11 Pebruari 1847 – 18 Oktober 1931), Galileo Galilei (15 Pebruari 1564 – 8 Januari 1642), ataupun Benjamin Franklin (17 Januari 1706 – 17 April 1790), dll…. Yang karya-karyanya mampu merubah peradaban dunia, hingga setelah kematiannya orang-orang tersebut sulit sekali untuk dilupakan, karya-karya mereka adalah Maha Karya yang berdampak positif bagi umat manusia hingga saat ini, kalaupun kita tidak bisa seperti mereka tapi kita bisa memulainya dari hal-hal kecil namun berdampak positif bagi lingkungan sekitar, agar mereka tidak begitu saja melupakan kita.

Sesungguhnya seseorang akan mati apabila dia telah dilupakan”….. dan Saya (belum) Akan Mati.

0 komentar:

Posting Komentar