Please ENJOY

Rabu, 08 Januari 2020

Tak Akan Pernah Terganti




Bicara mengenai Fashion, Mengenai Tenun, Mengenai Fotografi, Mengenai Persahabatan tidak akan lepas dari sosok yang satu ini, saya manggil dia Angga, orang pertama yang saya foto dengan mengenakan kain tradisional, waktu itu mengenakan kain khas Bali, orang yang pertama difoto mengenakan Kain Tenun rancangan saya, orang yang selama ini rela saya jadikan sebagai objek foto untuk memahirkan kembali skill saya dalam bidang fotografi setelah sekian lama vakum . Angga adalah orang yang paling berjasa buat saya, dia juga membuat semangat saya mendalami fotografi kembali bangkit, saya tidak akan pernah melupakan jasa yang pernah dia berikan.

Karena saya kenal Angga cukup lama, jadi saya tahu persis kekurangan dan kelebihannya, saya tahu persis Angle yang terbaik untuk memotret dia, dia itu orang yang sadar kamera, dia dengan cepat berpose saat lensa kamera saya arahkan, meskipun dia sering sekali melakukan pengulangan pose.


Satu hal yang saya sukai dari Angga adalah kedisiplinannya dalam hal waktu, dia itu orang yang sangat tepat waktu, setiap kali kita janjian untuk bertemu, biasanya dia datang lebih awal, tidak pernah sekalipun dia membuat saya harus berlama-lama menunggu, banyak model-model professional yang pada saat akan melakukan photoshoot datang terlambat dan membuat saya harus menunggu lama.

Kalau saya ditanya, apakah Angga itu sosok model terbaik yang saya miliki? Jawabanya “BUKAN”, dia bukan model terbaik yang saya miliki, tapi dia adalah model yang berusaha melakukan yang terbaik dan melakukan dengan semaksimal mungkin saat photoshoot, dia adalah model yang tidak pernah mengeluh, meskipun saya tahu dia sangat capek. 



Pernah suatu hari kami boncengan pakai motor berdua sepulang dari pemotretan di Pangalengan, tiba-tiba hujan turun sangat besar, kami berteduh sebentar, mengenakan jas hujan, lalu melanjutkan perjalanan, tetapi Angga tidak sedikitpun mengeluh, padahal sepatu dan bajunya basah, hawa pangalengan sangat dingin, kami berboncengan dengan senangnya menembus hujan padahal jarak perjalanan kami masih sangat jauh untuk sampai ke rumah masing-masing. Dia type orang yang sangat menikmat perjalan, dan itu membuat mood saya selalu bagus. 


Setiap ada acara photoshoot di Pangalengan ataupun di lokasi lain, saya selalu mengajak Angga, apalagi saat photoshoot tersebut untuk memotret model-model yang Angga kenal, seingat saya, tidak pernah sekalipun saya tidak mengajak dia, meskipun karena kesibukannya tidak semua moment pemotretan dia ikut.



Hubungan saya dengan Angga sangat dekat, mungkin karena kedekatannya itu dia lebih leluasa untuk complain saat ada  sesuatu yang membuat dia gak nyaman, dan karena kedekatan itu juga yang membuat saya lebih berani meluapkan apa yang ada dipikiran saya, misalnya memarahi Angga saat pemotretan, jujur saja hanya ke dia saya berani marah saat pemotretan, kalau ke yang lain gak pernah dan gak berani… hehehe…, kalau ada sesuatu yang saya lakukan membuat dia tersinggung dan marah, saya biarkan saja, nanti juga baikan lagi.


Semakin lama kenal, semakin sering saya bertengkar, ada aja yang membuat dia gak nyaman lalu complain, dan seperti biasa saya berkelit, ngelesss ala ala bajai hehehe…, perdebatan menjadi hal yang biasa bagi kami.


Best Moment




Best moment saat pemotretan dengan Angga adalah pemotretan pertama kali, waktu itu dia memakai ikat kepala (udeng) dan kain khas bali, pemotretan dilakukan di benteng peninggalan kolonial Belanda di Gunung Puntang, kenapa dikatakan Best moment, karena saat itu saya memotret dengan menggunakan kamera standard untuk pemula, merk canon, dan lensa tele (sekarang lensanya sudah saya kasiin ke Deny), pose-pose Angga saat itu sangat bagus dan sesuai harapan saya, cuaca waktu itu sangat mendukung, pemotretan berjalan lancar tanpa kendala, meskipun saya memotret pakai kamera standard tetapi hasilnya sangat bagus. Ini yang mebuat saya mengatakan bahwa pemotretan saat itu adalah Best Moment.



Worst Moment





Kalau ada moment terbaik, pastilah ada moment terburuk, dan itu terjadi saat kami photoshoot di bukit tunggul (Palintang), disana ada sebuah air terjun kecil, namanya Curug Batu Sangkur, dengan dibalut kain dari Bali, saya minta Angga untuk berdiri dibawah curug itu, lalu saya arahkan lensa kamera, beberapa saat setelah itu, saya lihat air yang asalnya bening berubah jadi merah marun, saya sedikit kaget, saya pikir Angga luka dan darahnya menyebar, tapi makin lama warna air semakin berwarna, ternyata kain yang dipakai Angga luntur, dan bukan hanya mewarnai air disekitar tapi lunturannya mewarnai celana dalam dan bandan Angga, hasil foto disana gak ada satupun yang bagus, alias gagal total, juga ketika kami difoto di sebuah situ (danau) sekitaran lokasi itu, danaunya sangat kecil, gak terlalu luas, menurut saya itu semacam danau untuk penampungan air, namanya Danau Sangkuriang, disanapun saat saya mencoba memotret Angga hasilnya sangat tidak memuaskan, dan saya kapok untuk tidak lagi mendatangi lokasi tsb.


Dengan Angga saya sudah banyak mengalami suka duka saat melakukan photoshoot, jadi meskipun model-model baru datang silih berganti, tapi posisi Angga tidak mungkin tergantikan, suatu saat nanti dia itu akan menjadi Legend untuk perjalanan karir saya sebagai fotografer juga Legend untuk Model produk-produk tenun yang saya buat.

2 komentar:

  1. Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
    dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
    WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    BalasHapus
  2. As reported by Stanford Medical, It's in fact the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh on average 42 lbs lighter than we do.

    (And actually, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret exercise and EVERYTHING around "HOW" they are eating.)

    BTW, I said "HOW", not "what"...

    Click on this link to uncover if this easy questionnaire can help you decipher your true weight loss possibilities

    BalasHapus