Bicara mengenai Fashion, Mengenai
Tenun, Mengenai Fotografi, Mengenai Persahabatan tidak akan lepas dari sosok
yang satu ini, saya manggil dia Angga, orang pertama yang saya foto dengan
mengenakan kain tradisional, waktu itu mengenakan kain khas Bali, orang yang
pertama difoto mengenakan Kain Tenun rancangan saya, orang yang selama ini rela saya jadikan sebagai objek foto untuk memahirkan kembali skill saya dalam
bidang fotografi setelah sekian lama vakum . Angga adalah orang yang paling
berjasa buat saya, dia juga membuat semangat saya mendalami fotografi kembali
bangkit, saya tidak akan pernah melupakan jasa yang pernah dia berikan.
Karena saya kenal Angga cukup
lama, jadi saya tahu persis kekurangan dan kelebihannya, saya tahu persis Angle
yang terbaik untuk memotret dia, dia itu orang yang sadar kamera, dia dengan
cepat berpose saat lensa kamera saya arahkan, meskipun dia sering sekali
melakukan pengulangan pose.
Satu hal yang saya sukai dari
Angga adalah kedisiplinannya dalam hal waktu, dia itu orang yang sangat tepat
waktu, setiap kali kita janjian untuk bertemu, biasanya dia datang lebih awal,
tidak pernah sekalipun dia membuat saya harus berlama-lama menunggu, banyak
model-model professional yang pada saat akan melakukan photoshoot datang
terlambat dan membuat saya harus menunggu lama.
Kalau saya ditanya, apakah Angga
itu sosok model terbaik yang saya miliki? Jawabanya “BUKAN”, dia bukan model
terbaik yang saya miliki, tapi dia adalah model yang berusaha melakukan yang
terbaik dan melakukan dengan semaksimal mungkin saat photoshoot, dia adalah
model yang tidak pernah mengeluh, meskipun saya tahu dia sangat capek.
Pernah suatu hari kami boncengan
pakai motor berdua sepulang dari pemotretan di Pangalengan, tiba-tiba hujan
turun sangat besar, kami berteduh sebentar, mengenakan jas hujan, lalu
melanjutkan perjalanan, tetapi Angga tidak sedikitpun mengeluh, padahal sepatu
dan bajunya basah, hawa pangalengan sangat dingin, kami berboncengan dengan
senangnya menembus hujan padahal jarak perjalanan kami masih sangat jauh untuk
sampai ke rumah masing-masing. Dia type orang yang sangat menikmat perjalan,
dan itu membuat mood saya selalu bagus.
Setiap ada acara photoshoot di
Pangalengan ataupun di lokasi lain, saya selalu mengajak Angga, apalagi saat
photoshoot tersebut untuk memotret model-model yang Angga kenal, seingat saya,
tidak pernah sekalipun saya tidak mengajak dia, meskipun karena kesibukannya
tidak semua moment pemotretan dia ikut.
Hubungan saya dengan Angga sangat
dekat, mungkin karena kedekatannya itu dia lebih leluasa untuk complain saat
ada sesuatu yang membuat dia gak nyaman,
dan karena kedekatan itu juga yang membuat saya lebih berani meluapkan apa yang
ada dipikiran saya, misalnya memarahi Angga saat pemotretan, jujur saja hanya
ke dia saya berani marah saat pemotretan, kalau ke yang lain gak pernah dan gak
berani… hehehe…, kalau ada sesuatu yang saya lakukan membuat dia tersinggung
dan marah, saya biarkan saja, nanti juga baikan lagi.
Semakin lama kenal, semakin
sering saya bertengkar, ada aja yang membuat dia gak nyaman lalu complain, dan
seperti biasa saya berkelit, ngelesss ala ala bajai hehehe…, perdebatan menjadi
hal yang biasa bagi kami.
Best Moment
Best moment saat pemotretan
dengan Angga adalah pemotretan pertama kali, waktu itu dia memakai ikat kepala
(udeng) dan kain khas bali, pemotretan dilakukan di benteng peninggalan
kolonial Belanda di Gunung Puntang, kenapa dikatakan Best moment, karena saat
itu saya memotret dengan menggunakan kamera standard untuk pemula, merk canon,
dan lensa tele (sekarang lensanya sudah saya kasiin ke Deny), pose-pose Angga
saat itu sangat bagus dan sesuai harapan saya, cuaca waktu itu sangat
mendukung, pemotretan berjalan lancar tanpa kendala, meskipun saya memotret pakai
kamera standard tetapi hasilnya sangat bagus. Ini yang mebuat saya mengatakan
bahwa pemotretan saat itu adalah Best Moment.
Worst Moment
Kalau ada moment terbaik,
pastilah ada moment terburuk, dan itu terjadi saat kami photoshoot di bukit
tunggul (Palintang), disana ada sebuah air terjun kecil, namanya Curug Batu
Sangkur, dengan dibalut kain dari Bali, saya minta Angga untuk berdiri dibawah
curug itu, lalu saya arahkan lensa kamera, beberapa saat setelah itu, saya
lihat air yang asalnya bening berubah jadi merah marun, saya sedikit kaget,
saya pikir Angga luka dan darahnya menyebar, tapi makin lama warna air semakin
berwarna, ternyata kain yang dipakai Angga luntur, dan bukan hanya mewarnai air
disekitar tapi lunturannya mewarnai celana dalam dan bandan Angga, hasil foto
disana gak ada satupun yang bagus, alias gagal total, juga ketika kami difoto
di sebuah situ (danau) sekitaran lokasi itu, danaunya sangat kecil, gak terlalu
luas, menurut saya itu semacam danau untuk penampungan air, namanya Danau
Sangkuriang, disanapun saat saya mencoba memotret Angga hasilnya sangat tidak
memuaskan, dan saya kapok untuk tidak lagi mendatangi lokasi tsb.
Dengan Angga saya sudah banyak mengalami
suka duka saat melakukan photoshoot, jadi meskipun model-model baru datang
silih berganti, tapi posisi Angga tidak mungkin tergantikan, suatu saat nanti
dia itu akan menjadi Legend untuk perjalanan karir saya sebagai fotografer juga
Legend untuk Model produk-produk tenun yang saya buat.
Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
BalasHapusdimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||
As reported by Stanford Medical, It's in fact the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh on average 42 lbs lighter than we do.
BalasHapus(And actually, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret exercise and EVERYTHING around "HOW" they are eating.)
BTW, I said "HOW", not "what"...
Click on this link to uncover if this easy questionnaire can help you decipher your true weight loss possibilities