Berpose diatas ketinggian Stone Garden |
Rencana untuk pergi ke Stone
Garden sebenarnya sudah lama ada, tapi baru kali ini bisa terealisasi, itu
karena kesibukan kerja di luar Bandung yang membuat saya kadang merasa lelah
untuk pergi ke tempat yang agak jauh dari rumah, saat di Bandung, saya merasa
nyaman tinggal di rumah setelah 5 hari ditinggal untuk bekerja di Tangerang.
Tibalah saatnya waktu yang
ditunggu-tunggu tiba, start tepat pkl 7:00 pagi kami berdua berangkat dari pusat kota Bandung menuju
Padalarang berboncengan menggunakan motor yang belum ada STNKnya, hahaha...
nekad, melewati jalan Asia-Afrika, lalu jalan Jenderal Sudirman lurus terus
melewati daerah Cimahi, kami berdua merasa sangat bersyukur karena perjalanan
waktu itu tidak ada hambatan sama sekali, baik itu yang menimpa kendaraan saya
maupun jalanan yang kami lalui, meskipun terkadang kami berdua menemukan
sedikit kemacetan di daerah Cimahi, tapi itu bukanlah kendala serius karena
kemacetan yang kami alami hanyalah kemacetan akibat padatnya kendaraan yang
masih bisa dianggap wajar.
Perjalanan dari pusat Bandung
menuju lokasi yang dituju relatif cepat, meskipun sempat beberapa kali kami harus
menghentikan kendaraan untuk bertanya kepada penduduk setempat mengenai letak
Stone Garden dan akses jalan yang bisa kami lalui. Sebenarnya tujuan kami
berdua kesana bukan hanya mengunjungi Stone Garden yang kefenomenalannya mampu
mengalahkan Tebing Karaton di daerah Dago, tapi kami juga berencana (sekalian)
mengunjungi Goa Pawon yang sudah terkenal hingga ke manca negara. Akses menuju
Stone Garden bisa kita ambil dengan dua jalan, yang pertama adalah melalui
pintu masuk ke Goa Pawon, dan yang ke dua langsung menuju lokasi Stone Garden
melalui akses yang berbeda. Saat itu kami lebih memilih langsung melalui akses
yang menuju Stone Garden, apalagi sebelumnya seorang teman pernah memberi info,
bahwa apabila kita menuju Stone Garden melalui akses Gua Pawon, itu artinya
kita harus menyiapkan kondisi fisik yang super prima karena dari lokasi Gua
Pawon kita harus mendaki perbukitan yang cukup terjal dan jalan tanah yang
sangat licin apabila sehari sebelumnya di guyur hujan.
Akses jalan yang kami ambil menuju
Stone Garden hanya ditandai dengan papan nama yang dipasang secara sederhana,
hanya bertuliskan Stone Garden, agak sulit untuk melihat papan nama tsb dari
jalan raya karena ukurannya yang kecil. Kami terus memasuki akses jalan yang
sedikit becek dan licin karena malam sebelumnya Bandung dan sekitarnya diguyur
hujan, hingga satu kali motor yang kami kendarai mengalami slip dan hampir terjatuh.
Sampai di lokasi parkir, kami
melihat sudah ada beberapa motor dan mobil yang diparkir, hmmm.... pagi-pagi
begini ternyata sudah banyak juga pengunjung yang mendatangi Stone Garden,
malahan banyak diantara mereka yang rela datang dini hari/subuh hanya sekedar
untuk menikmati sun rise dari atas hamparan bebatuan Stone Garden yang
mempesona. Padahal sebelumnya saya sempat berpikir bahwa kamilah berdua yang
pertama kali sampai di Stone Garden pada hari itu.
Stone Garden terletak di Puncak
Gunung Pawon, kampung Giri Mulya, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat.
Kabupaten Bandung Barat. Luas areanya ± 2 hektar, sebuah luas area yang lebih
dari cukup untuk dijadikat spot yang indah bagi para pencinta photografi.
Dari lokasi parkir, kita harus
bejalan sedikit menanjak sekitar 1,5 km, tapi itu bukanlah masalah karena di
perjalanan menuju puncak, mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan yang
sangat indah. Tidak jauh dari lokasi parkir, berdiri juga beberapa warung dan
toilet umum, warung yang bisa kita singgahi untuk membeli minuman, rokok atau
mie instan saat kita merasa lelah.
Stone Garden bisa jadi tempat
pavorit para pencinta photografi, banyak spot-spot yang bagus untuk dijadikan
object jepretan, batu-batu yang menjulang tinggi khas karst citatah berdiri
kokoh tak beraturan tapi disanalah letak keindahannya, para pengunjung silih
berganti memanjat satu persatu hamparan batu yang tersedia. Apabila lelah kita
bisa beristirahat sejenak di saung-saung yang tersedia.
Stone Garden layak menjadi tempat
alternatif pavorit bagi siapapun juga yang ingin eksis, terutama di Media
Sosial, hasil jepretan di lokasi Stone Garden banyak menghiasi halaman
Instagram, path, twitter dan Media Sosial lainnya.
Untuk dapat menikmati keindahan
Stone Garden sangatlah murah, kita hanya perlu membayar ticket masuk Rp.
4,000,-/orang + biaya parkir yang hanya Rp. 2,000,- untuk kendaraan roda dua
dan Rp, 3,000-Rp. 5,000,- untuk kendaraan roda empat.
Matahari mulai meninggi, sejuknya
hawa pegunungan diganti dengan panasnya sinar matahari, kamipun bergegas turun,
tujuan kami berikutnya menuju Gua Pawon, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari
Stone Garden, sebenernya masih di area yang sama tapi tetap saja kami harus
keluar dari lokasi Stone Garden dan memasuki kawasan Gua Pawon dengan melalui
pintu akses yang berbeda, tapi karena kami sudah merasa lelah saat berfoto di
lokasi Stone Garden, apalagi harus beberapa kali naik turun batu-batu yang
menjulang tinggi, maka kami putuskan untuk sejenak beristirahat, makan mie
instant dan minum air kelapa muda.
Berbeda dengan akses jalan yang
menuju Stone Garden, akses menuju Goa Pawon jauh lebih bagus, jalannya dibeton
sangat rapi hingga para pengendara kendaraan merasa lebih nyaman. Mungkin karena
Goa Pawon menjadi asset berharga bukan hanya bagi Pemkab Bandung Barat tapi
juga merupakan asset berharga bagi Pemerintah RI, apalagi Goa Pawon
keberadaannya sudah diakui dunia, dan menjadi situs purbakala yang dilindungi.
Di depan pintu masuk menuju goa,
kami berhenti dan membeli ticket masuk seharga Rp. 5,500,-/orang dan membayar
parkir dengan harga yang sama seperti di Stone Garden.
Letak Goa Pawon tidak terlalu
jauh dari tempat penjualan ticket masuk, namun saat sampai di lokasi, kita
tetap harus berhati-hati saat memasuki goa, selain banyak lorong yang sempit,
batu-batu yang tajam dan licin, juga ada beberapa lorong yang gelap. Tetapi untuk
dijadikan objek foto, keindahan Goa
Pawon tidak kalah dengan Stone Garden, di dalam goa kita mudah sekali menemukan
spot-spot indah yang cocok untuk dijadikan object foto, ada beberapa spot yang
cukup luas hingga kita akan merasa leluasa untuk mamasukinya dan berfoto
disana.
Ditengah-tengah goa kita bisa
menemukan kerangka manusia purba yang masih lengkap, kerangka yang katanya
adalah kerangka nenek moyangnya orang sunda, demi keamanan dan keutuhan
kerangka tsb, pemerintah setempat memagari lokasinya dengan pagar besi, namun
kita masih tetap bisa melihat dan mengabadikan kerangka manusia purba tsb
disela-sela pagar
Pengalaman mengunjungi Stone
Garden dan Goa Pawon adalah pengalaman yang tak akan terlupakan, benar-benar
pengalaman yang murah meriah. Satu hal yang saya sukai dari Stone Garden dan
Goa Pawon adalah lokasinya yang bersih, tidak ada sampah yang berserakan dan
tidak ada coretan-coretan khas para anak-anak alay di bebatuan dan dinding goa.
0 komentar:
Posting Komentar