She’s really extra ordinary woman
Her steps are always accompanied with
positif mind
From the beginning I knew her, she never
think bad about me
...and never say bad about others
Those’re the strong points of hers
I like her because she’s different
(sebuah
testimoni untuk Erni)
Sebenarnya rencana pergi ke
D’Pakar Cafe (Kafe D’Pakar) sudah beberapa minggu yang lalu, namun kesibukan
masing-masing membuat kami berdua harus terus-menerus mengundur-ngundur waktu, rencana
pergi ke D’Pakar muncul dalam perjalanan kami pulang dari Warung Daweung di Bukit Moko, sampai tiba saatnya kami sepakat untuk pergi, saat itu bertepatan
dengan Hari jadi Kota Bandung yang ke 204, dan perayaannya dipusatkan di daerah
Dago, hingga jalan yang kami lewati penuh dengan kendaraan baik yang berasal
dari Bandung maupun dari luar kota seperti Jakarta, nyaris kami terjebak macet.
with my best friend Erni |
Setelah kami melewati simpang
dago, jalanan mulai sedikit lengang hingga motor yang kami pakai untuk
berboncengan .... WuuuZzzzzzz..... melaju dengan kencang, belok kanan ke arah Tahura
dan..... oh my ghost, saya lupa untuk
mengisi bensin.... sial... sial... sial..., hingga kami berdua harus memutar
balik arah, turun lagi ke bawah mencari pom bensin terdekat.
tempat duduk ini menjadi Ikon D'Pakar, setiap pengunjung pastilah ingin berfoto di tempat ini |
Tangki sudah penuh, kami
lanjutkan lagi perjalanan menuju arah Tahura, sampai di depan pintu masuk
Tahura, belok kanan dan melanjutkan perjalanan menyusuri jalanan rusak,
berlobang, dan berdebu, arah menuju D’Pakar adalah arah yang pernah saya lewati
beberapa waktu yang lalu bersama teman saya Harlan, ketika saya mau
bernarsis-narsis ria di Tebing Karaton yang sangat fenomenal, ngebonceng Harlan
berbeda dengan ngebonceng Erni, Harlan sudah terbiasa untuk diajak ngebut dan
sedikit berjiwa petualang, sedangkan Erni
serba ketakutan, sepertinya parno kalau harus mengalami jatuh dari motor
yang kami tumpangi (mungkin karena Erni perempuan kali yeee...)
Meja dan Kursi dari batangan kayu glondongan ini menjadi ciri khas D'Pakar |
Ketika pertama kali Erni menyebut
nama D’Pakar dan lokasinya, saya langsung teringat perjalanan saya bersama
Harlan menuju Tebing Karaton, dalam perjalanan saya melihat di sebelah kiri
jalan ada pintu gerbang yang didalamnya terdapat beberapa motor yang sedang
diparkir, mungkin jumlahnya sekitar sepuluh motor, jadi saya yakin benar bahwa
itulah D’Pakar yang Erni maksud.
Kitapun bisa relax sambil menikmati hembusan angin diantara rindangnya pepohonan |
Lokasi kafe D’pakar di daerah
Dago Utara, dan jalan menuju ke Arah D’Pakar adalah jalan yang sama menuju arah
Tebing Karaton, tidak terlalu sulit untuk menemukan D’Pakar, namun tetap harus
melakukan sedikit perjuangan untuk mencapainya, karena kita harus melewati
jalan yang menanjak, berlobang, dan berdebu. Lokasinya adalah di tengah-tengah
antara pintu gerbang Tahura dan Warban.
Ada juga beberapa kursi untuk kita relax |
Sampai disana saya sedikit
takjub, ....Wwwo0owwW..... keren juga nech tempat, bersih, taman yang tertata,
meja-meja dan kursi yang terbuat dari batang kayu glondongan, meskipun tidak
terlalu luas tetapi cukuplah untuk sejenak melakukan refreshing, duduk-duduk di
kursi di tengah taman diatas dataran tinggi Bandung Utara, diselingi hembusan angin
yang...hhhmmm..... coollllll... meskipun ada seorang teman yang bilang kalau D’Pakar
itu tidak terlalu bagus, tetapi dia menilai hanya berdasarkan selera bukan
berdasarkan estetika, selera masing-masing orang berbeda, jadi selera tidak
bisa dijadikan tolak ukur. Terbukti saya dan Erni juga pengunjung yang lain
bisa enjoy menikmati suasananya. Halaman
belakang D’Pakar berbatasan dengan Tahura yang rindang, dan halaman paling
belakang ini juga menjadi salah satu tempat favorit untuk duduk bersantai
sambil menikmati pemandangan hutan dengan pohon-pohon besar yang sangat
rindang... sungguh pemandangan alam yang sangat ruuuarrr....biasa.
Tempat yang bagus dengan background pegunungan yang hijau |
D’Pakar menyediakan makanan dan
minuman yang sederhana, menu makanan yang ditawarkanpun sangat sedikit
variasinya, tetapi rasanya lezatttt... enakkkk banget, dan harga yang sangat
terjangkau, sangat recommended banget, mungkin itulah alasan D’Pakar menjadi
tempat favorit para mahasiswa yang uang jajannya sangat pas-pasan, ketika kami
kesana, kami melihat ada beberapa mahasiswa sedang berkumpul, mereka memakai
kemeja putih lengan panjang dan celana kain hitam, pastilah mereka sengaja
berkunjung untuk sejenak refreshing setelah sebelumnya bajibaku dengan soal
Ujian Tengah Semester.
Di belakang, kita bisa menikmati pemandangan Tahura yang rindang |
D’Pakar belum begitu dikenal, dan
di depan pintu masuknya belum terpasang papan nama, jadi masih sedikit
dikunjungi para pencinta wisata kuliner, tetapi justru itu yang membuat kami tertarik
untuk mengunjunginya, karena disana kami berdua bisa bersantai-santai ria
sambil menikmati hidangan yang kami pesan, tanpa terganggu oleh hiruk pikuknya
pengunjung yang lain.
Menikmati makanan di tengah alam terbuka menjadi daya tarik D'Pakar |
Jadi tunggu apalagi, ingin
menikmati sajian lezat dengan harga terjangkau, suasana yang sunyi namun asri, dan
diselingi hembusan angin pegunungan, D’Pakar bisa menjadi tujuan wisata kuliner
pilihan.
0 komentar:
Posting Komentar