Please ENJOY

Minggu, 28 September 2014

Having Evening at D'Pakar




She’s really extra ordinary woman

Her steps are always accompanied with positif mind

From the beginning I knew her, she never think bad about me

...and never say bad about others

Those’re the strong points of hers

I like her because she’s different

(sebuah testimoni untuk Erni)

Sebenarnya rencana pergi ke D’Pakar Cafe (Kafe D’Pakar) sudah beberapa minggu yang lalu, namun kesibukan masing-masing membuat kami berdua harus terus-menerus mengundur-ngundur waktu, rencana pergi ke D’Pakar muncul dalam perjalanan kami pulang dari Warung Daweung di Bukit Moko, sampai tiba saatnya kami sepakat untuk pergi, saat itu bertepatan dengan Hari jadi Kota Bandung yang ke 204, dan perayaannya dipusatkan di daerah Dago, hingga jalan yang kami lewati penuh dengan kendaraan baik yang berasal dari Bandung maupun dari luar kota seperti Jakarta, nyaris kami terjebak macet.

with my best friend Erni
Setelah kami melewati simpang dago, jalanan mulai sedikit lengang hingga motor yang kami pakai untuk berboncengan .... WuuuZzzzzzz..... melaju dengan kencang, belok kanan ke arah Tahura dan..... oh my ghost, saya lupa untuk mengisi bensin.... sial... sial... sial..., hingga kami berdua harus memutar balik arah, turun lagi ke bawah mencari pom bensin terdekat.

tempat duduk ini menjadi Ikon D'Pakar, setiap pengunjung pastilah ingin berfoto di tempat ini

Tangki sudah penuh, kami lanjutkan lagi perjalanan menuju arah Tahura, sampai di depan pintu masuk Tahura, belok kanan dan melanjutkan perjalanan menyusuri jalanan rusak, berlobang, dan berdebu, arah menuju D’Pakar adalah arah yang pernah saya lewati beberapa waktu yang lalu bersama teman saya Harlan, ketika saya mau bernarsis-narsis ria di Tebing Karaton yang sangat fenomenal, ngebonceng Harlan berbeda dengan ngebonceng Erni, Harlan sudah terbiasa untuk diajak ngebut dan sedikit berjiwa petualang, sedangkan Erni  serba ketakutan, sepertinya parno kalau harus mengalami jatuh dari motor yang kami tumpangi (mungkin karena Erni perempuan kali yeee...) 

Meja dan Kursi dari batangan kayu glondongan ini menjadi ciri khas D'Pakar

Ketika pertama kali Erni menyebut nama D’Pakar dan lokasinya, saya langsung teringat perjalanan saya bersama Harlan menuju Tebing Karaton, dalam perjalanan saya melihat di sebelah kiri jalan ada pintu gerbang yang didalamnya terdapat beberapa motor yang sedang diparkir, mungkin jumlahnya sekitar sepuluh motor, jadi saya yakin benar bahwa itulah D’Pakar yang Erni maksud.

Kitapun bisa relax sambil menikmati hembusan angin diantara rindangnya pepohonan

Lokasi kafe D’pakar di daerah Dago Utara, dan jalan menuju ke Arah D’Pakar adalah jalan yang sama menuju arah Tebing Karaton, tidak terlalu sulit untuk menemukan D’Pakar, namun tetap harus melakukan sedikit perjuangan untuk mencapainya, karena kita harus melewati jalan yang menanjak, berlobang, dan berdebu. Lokasinya adalah di tengah-tengah antara pintu gerbang Tahura dan Warban.

Ada juga beberapa kursi untuk kita relax

Sampai disana saya sedikit takjub, ....Wwwo0owwW..... keren juga nech tempat, bersih, taman yang tertata, meja-meja dan kursi yang terbuat dari batang kayu glondongan, meskipun tidak terlalu luas tetapi cukuplah untuk sejenak melakukan refreshing, duduk-duduk di kursi di tengah taman diatas dataran tinggi Bandung Utara, diselingi hembusan angin yang...hhhmmm..... coollllll... meskipun ada seorang teman yang bilang kalau D’Pakar itu tidak terlalu bagus, tetapi dia menilai hanya berdasarkan selera bukan berdasarkan estetika, selera masing-masing orang berbeda, jadi selera tidak bisa dijadikan tolak ukur. Terbukti saya dan Erni juga pengunjung yang lain bisa enjoy menikmati suasananya. Halaman belakang D’Pakar berbatasan dengan Tahura yang rindang, dan halaman paling belakang ini juga menjadi salah satu tempat favorit untuk duduk bersantai sambil menikmati pemandangan hutan dengan pohon-pohon besar yang sangat rindang... sungguh pemandangan alam yang sangat ruuuarrr....biasa.

Tempat  yang bagus dengan background pegunungan yang hijau

D’Pakar menyediakan makanan dan minuman yang sederhana, menu makanan yang ditawarkanpun sangat sedikit variasinya, tetapi rasanya lezatttt... enakkkk banget, dan harga yang sangat terjangkau, sangat recommended banget, mungkin itulah alasan D’Pakar menjadi tempat favorit para mahasiswa yang uang jajannya sangat pas-pasan, ketika kami kesana, kami melihat ada beberapa mahasiswa sedang berkumpul, mereka memakai kemeja putih lengan panjang dan celana kain hitam, pastilah mereka sengaja berkunjung untuk sejenak refreshing setelah sebelumnya bajibaku dengan soal Ujian Tengah Semester.


Di belakang, kita bisa menikmati pemandangan Tahura yang rindang

D’Pakar belum begitu dikenal, dan di depan pintu masuknya belum terpasang papan nama, jadi masih sedikit dikunjungi para pencinta wisata kuliner, tetapi justru itu yang membuat kami tertarik untuk mengunjunginya, karena disana kami berdua bisa bersantai-santai ria sambil menikmati hidangan yang kami pesan, tanpa terganggu oleh hiruk pikuknya pengunjung yang lain.

Menikmati makanan di tengah alam terbuka menjadi daya tarik D'Pakar

Jadi tunggu apalagi, ingin menikmati sajian lezat dengan harga terjangkau, suasana yang sunyi namun asri, dan diselingi hembusan angin pegunungan, D’Pakar bisa menjadi tujuan wisata kuliner pilihan.

0 komentar:

Posting Komentar