Donor Darah adalah Proses
pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di Bank Darah
dan nantinya digunakan pada saat
transfusi darah.
Sering bolak balik ke rumah sakit
entah untuk menjenguk saudara atau teman yang dirawat atau menengok rekan yang
melahirkan, membuat saya sadar terkadang mereka membutuhkan darah segar sebagai
pendukung operasi yang mereka jalani, sedangkan
darah yang mereka butuhkan belum tentu tersedia dengan jumlah yang cukup di
rumah sakit, keluarga pasien sering kali mengalami kesulitan untuk mendapatkan
darah karena keterbatasan stock di Bank Darah.
Darah manusia yang dibutuhkan
seorang pasien haruslah berasal dari manusia lain, karena sampai saat ini darah
belum ada substitusinya, dengan kata lain sampai saat ini belum ada para ahli
dimanapun juga yang mampu menciptakan darah buatan. Itu sebabnya ketersediaan
darah di Bank Darah sangat tergantung dari kerelaan para pendonor untuk
menyumbangkan darahnya.
Sadar akan keadaan tersebut,
mulai tanggal 04 Januari 2006, saya mulai menjadi bagian dari para penyumbang
darah di PMI Bandung, awalnya agak takut juga ketika melihat para pendonor lain
menyumbangkan darahnya, apalagi ketika melihat jarum yang digunakan gede banget
"segede gaban", wuihhhh... ngeri rasanya, kebayang pada saat diambil darah, saya
langsung terkulai, lemas dan pingsan..... itu perasaan saya ketika pertama kali
saya masuk ke Gedung PMI Bandung, di Jalan Aceh No. 79. Tetapi ketika saya
mulai mencoba mendonorkan darah, ternyata tidak terjadi apa-apa, saya tidak
lemas apalagi sampai pingsan, dan juga tidak terasa sakit.
Tahun demi tahun terus berlalu,
sayapun terus menyumbangkan darah secara rutin, tidak ada perasaan takut, ngeri
apalagi sakit, justru saya merasa diuntungkan dengan menjadi Pendonor, minimal
saya bisa mengetahui tekanan darah saya apakah dalam keadaan normal atau tidak
karena setiap akan melakukan pengambilan darah, saya harus melalui pengecekan
tekanan darah terlebih dahulu, sayapun bisa mengetahui apakah di dalam tubuh
saya terdapat penyakit yang behubungan dengan darah, misalnya hepatitis, Aids, atau
penyakit lainnya. Setelah proses pengambilan darah, biasanya saya beristirahan
sejenak di ruang istirahat bersama pendonor lain, terkadang diantara kami
berkenalan dan saling bertukar pengalaman.
Saya jadi teringat beberapa tahun
yang lalu, saat keponakan saya membutuhkan darah untuk keperluan transfusi yang
dia jalanin secara rutin sebulan dua kali karena mengalami penyakit Thalasemia
yang dibawanya sejak lahir, waktu itu transfusi dilakukan di Rumah Sakit Cipto
di Jakarta, sayangnya stock darah di Rumah Sakit milik pemerintah tsb lagi
kosong, lalu kakak saya berusaha mencari para dermawan yang rela mendonorkan
darahnya, tetapi sangat sulit sekali mencari dermawan yang mau bermurah hati di
kota besar seperti Jakarta, lalu kakak saya bertemu dengan beberapa tukang ojek
yang bersedia mendonorkan darahnya, tetapi itupun tidak gratis, mereka mau
menyumbangkan darahnya asalkan mau dibayar dengan nilai yang lumayan mahal
sampai ratusan ribu rupiah per labu-nya, saat itu sudah tidak ada lagi pilihan,
dan akhirnya terjadilah transaksi jual beli darah antara kakak saya dan para
tukang ojek tsb.
Saya tidak habis pikir, mengapa
para tukang ojek itu begitu materialistis, hingga mau menyumbangkan darahnya
apabila mereka dibayar dengan sejumlah uang, tidakkah mereka berpikir bahwa
saat itu kakak saya dan anaknya (keponakan saya) sedang mengalami musibah
berkepanjangan karena keponakan saya harus melakukan transfusi darah secara
rutin seumur hidupnya? Begitu sulitkan mencari orang-orang yang berhati tulus
di kota besar seperti Jakarta?
Sulitnya mendapatkan darah bagi
para pasien di rumah sakit karena keterbatasan stock darah di Bank Darah, dan
sedikitnya jumlah orang-orang yang berhati tulus yang dengan rela hati mau
menyumbangkan darahnya secara cuma-cuma, mendorong saya untuk menjadi pendonor
darah yang rutin sampai saya tua dan tidak memungkinkan lagi untuk mendonorkan
darah saya.
Untuk itu saya mengajak para
dermawan yang baik hati untuk ikut menjadi pendonor darah demi kemanusiaan, menolong
saudara-saudara kita, dan para pasien di rumah sakit yang sedang membutuhkan
darah karena musibah yang mereka alami.
Buat rekan-rekan semua, jadilah
pendonor darah aktif yang mendonorkan darahnya secara periodik, kita bisa
datang ke gedung PMI di kota tempat kita tinggal, dan khusus untuk yang tinggal
di Kota Bandung dan sekitarnya, jangan lupa datanglah ke Gedung PMI Bandung, Jl.
Aceh No. 79. Bandung, Telp: 022-4207051-52
S’moga Tuhan senantiasa membalas
semua amal baik kita.... amiiinnn....
jadi inget waktu orang tua(papa) dioprasi di RSPAD Gatoto Subroto disuruh cari darah di PMI keramat raya(jakarta pusat) untungnya ada, soalnya kalau tidak ada disuruh cari ke PMI bogor, terima kasih buat para pendonor darah, berkat kalian, banyak orang tertolong,trims!
BalasHapusKesadaran masyarakat untuk menyumbangkan darah sangatlah kurang hingga terkadang pihak rumah sakit mengalami kesulitan untuk mendapatkan darah guna menolong pasiennya, padahal donor darah sangat bermanfaat bukan hanya untuk pasien tetapi juga untuk pendonornya.
BalasHapus