Please ENJOY

Kamis, 31 Juli 2014

DONOR DARAH..... Lakukan Demi Kemanusiaan




 Donor Darah adalah Proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di Bank Darah dan  nantinya digunakan pada saat transfusi darah.

Sering bolak balik ke rumah sakit entah untuk menjenguk saudara atau teman yang dirawat atau menengok rekan yang melahirkan, membuat saya sadar terkadang mereka membutuhkan darah segar sebagai pendukung operasi yang mereka jalani,  sedangkan darah yang mereka butuhkan belum tentu tersedia dengan jumlah yang cukup di rumah sakit, keluarga pasien sering kali mengalami kesulitan untuk mendapatkan darah karena keterbatasan stock di Bank Darah.

Darah manusia yang dibutuhkan seorang pasien haruslah berasal dari manusia lain, karena sampai saat ini darah belum ada substitusinya, dengan kata lain sampai saat ini belum ada para ahli dimanapun juga yang mampu menciptakan darah buatan. Itu sebabnya ketersediaan darah di Bank Darah sangat tergantung dari kerelaan para pendonor untuk menyumbangkan darahnya.


Sadar akan keadaan tersebut, mulai tanggal 04 Januari 2006, saya mulai menjadi bagian dari para penyumbang darah di PMI Bandung, awalnya agak takut juga ketika melihat para pendonor lain menyumbangkan darahnya, apalagi ketika melihat jarum yang digunakan gede banget "segede gaban", wuihhhh... ngeri rasanya, kebayang pada saat diambil darah, saya langsung terkulai, lemas dan pingsan..... itu perasaan saya ketika pertama kali saya masuk ke Gedung PMI Bandung, di Jalan Aceh No. 79. Tetapi ketika saya mulai mencoba mendonorkan darah, ternyata tidak terjadi apa-apa, saya tidak lemas apalagi sampai pingsan, dan juga tidak terasa sakit.


Tahun demi tahun terus berlalu, sayapun terus menyumbangkan darah secara rutin, tidak ada perasaan takut, ngeri apalagi sakit, justru saya merasa diuntungkan dengan menjadi Pendonor, minimal saya bisa mengetahui tekanan darah saya apakah dalam keadaan normal atau tidak karena setiap akan melakukan pengambilan darah, saya harus melalui pengecekan tekanan darah terlebih dahulu, sayapun bisa mengetahui apakah di dalam tubuh saya terdapat penyakit yang behubungan dengan darah, misalnya hepatitis, Aids, atau penyakit lainnya. Setelah proses pengambilan darah, biasanya saya beristirahan sejenak di ruang istirahat bersama pendonor lain, terkadang diantara kami berkenalan dan saling bertukar pengalaman.

Saya jadi teringat beberapa tahun yang lalu, saat keponakan saya membutuhkan darah untuk keperluan transfusi yang dia jalanin secara rutin sebulan dua kali karena mengalami penyakit Thalasemia yang dibawanya sejak lahir, waktu itu transfusi dilakukan di Rumah Sakit Cipto di Jakarta, sayangnya stock darah di Rumah Sakit milik pemerintah tsb lagi kosong, lalu kakak saya berusaha mencari para dermawan yang rela mendonorkan darahnya, tetapi sangat sulit sekali mencari dermawan yang mau bermurah hati di kota besar seperti Jakarta, lalu kakak saya bertemu dengan beberapa tukang ojek yang bersedia mendonorkan darahnya, tetapi itupun tidak gratis, mereka mau menyumbangkan darahnya asalkan mau dibayar dengan nilai yang lumayan mahal sampai ratusan ribu rupiah per labu-nya, saat itu sudah tidak ada lagi pilihan, dan akhirnya terjadilah transaksi jual beli darah antara kakak saya dan para tukang ojek tsb.

Saya tidak habis pikir, mengapa para tukang ojek itu begitu materialistis, hingga mau menyumbangkan darahnya apabila mereka dibayar dengan sejumlah uang, tidakkah mereka berpikir bahwa saat itu kakak saya dan anaknya (keponakan saya) sedang mengalami musibah berkepanjangan karena keponakan saya harus melakukan transfusi darah secara rutin seumur hidupnya? Begitu sulitkan mencari orang-orang yang berhati tulus di kota besar seperti Jakarta?


Sulitnya mendapatkan darah bagi para pasien di rumah sakit karena keterbatasan stock darah di Bank Darah, dan sedikitnya jumlah orang-orang yang berhati tulus yang dengan rela hati mau menyumbangkan darahnya secara cuma-cuma, mendorong saya untuk menjadi pendonor darah yang rutin sampai saya tua dan tidak memungkinkan lagi untuk mendonorkan darah saya.

Untuk itu saya mengajak para dermawan yang baik hati untuk ikut menjadi pendonor darah demi kemanusiaan, menolong saudara-saudara kita, dan para pasien di rumah sakit yang sedang membutuhkan darah karena musibah yang mereka alami.

Buat rekan-rekan semua, jadilah pendonor darah aktif yang mendonorkan darahnya secara periodik, kita bisa datang ke gedung PMI di kota tempat kita tinggal, dan khusus untuk yang tinggal di Kota Bandung dan sekitarnya, jangan lupa datanglah ke Gedung PMI Bandung, Jl. Aceh No. 79. Bandung, Telp: 022-4207051-52

S’moga Tuhan senantiasa membalas semua amal baik kita.... amiiinnn....

2 komentar:

  1. jadi inget waktu orang tua(papa) dioprasi di RSPAD Gatoto Subroto disuruh cari darah di PMI keramat raya(jakarta pusat) untungnya ada, soalnya kalau tidak ada disuruh cari ke PMI bogor, terima kasih buat para pendonor darah, berkat kalian, banyak orang tertolong,trims!

    BalasHapus
  2. Kesadaran masyarakat untuk menyumbangkan darah sangatlah kurang hingga terkadang pihak rumah sakit mengalami kesulitan untuk mendapatkan darah guna menolong pasiennya, padahal donor darah sangat bermanfaat bukan hanya untuk pasien tetapi juga untuk pendonornya.

    BalasHapus