Sudah beberapa kali saya melihat liputan di
televisi swasta mengenai wisata alam terbaru yang menjadi fenomenal karena
banyak diperbincangkan, khususnya bagi para pencinta wisata alam. Cavetubing menyusuri Gua Pindul dan Rivertubing menyusuri Sungai Oyo menjadi
impian banyak pencinta wisata alam, dan saya bersyukur berkesempatan untuk
menjadi bagian dari kegiatan wisata alam tsb.
Satu jam perjalanan menggunakan bis dari hotel
tempat saya menginap, hotel yang lokasinya tidak jauh dari Jl. Malioboro tidak membuat
saya merasa kelelahan, setelah bis berhenti di tempat parkir, perjalanan kami
harus dilanjutkan menggunakan mobil PAJERO alias panas “Njobo Njero”, mobil bak terbuka yang membuat penumpangnya merasa
panas Njobo Njero (panas luar dalam... hehehe...), tiba dilokasi wisata alama
Gua Pindul, rombongan kami langsung disambut oleh para pemandu wisata alam tsb,
sebagai pemanasan sebelum kami ber-cavetubing,
kami diberi sedikit olah raga yang sifatnya fun
game selama ± 1 jam, lumayan cukup membuat kami merasa senang dan badan
terasa lebih hangat, lalu kamipun bersiap untuk memnyusuri Gua Pindul, tetapi
sebelumnya kami diberi kesempatan untuk memilih-milih rompi pelampung dan ban
dalam yang nantinya akan kami gunakan, setelah semuanya siap, kami berkumpul sejenak,
berfoto bersama, berdo’a dan go........
Menyusuri Gua Pindul menggunakan ban dalam
sangatlah menyenangkan, apalagi disana rombongan kami bergabung dengan
rombongan wisatawan lainnya, membuat suasana di mulut gua menjadi ramai, tetapi
setiap pengunjung tidak akan terpisah dari rombongannya, karena setiap anggota
rombongan saling berpegangan menggunakan pegangan khusus dari tali yang terikat
ke badan ban.
Gua Pindul memiliki panjang ± 3.5 km, lebar ± 5
m, tinggi ± 4 m, gua yang mempunyai kedalaman air ± 5-12 m, dengan arus yang
cukup tenang dan bergerak perlahan, sangat nyaman untuk dilalui, tetapi sebagai
standar keamanan, para pengunjung diwajibkan menggunakan pelampung, dalam
keadaan normal kita melakukan aktifitas Cavetubing
selama 45 menit, tetapi akan lebih lama apabila pengunjung yang datang
berjumlah ratusan bahkan ribuan, seperti saat rombongan kami kesana, kami
melihat begitu banyak sekali pengunjung yang datang saat itu, hingga memenuhi
setiap space dari sungai di mulut gua.
Satu persatu para pengunjung memasuki mulut gua,
agar tidak terpisah kami saling berpegangan, arusnya sangat tenang dan karena
kedalamannya ± 5-12 m sehingga kami tidak menemukan jeram di dalamnya.
Di dalam gua, kami melihat banyak sekali
kelelawar berterbangan, kelelawar-kelelawar itu bersarang di atap gua,
jumlahnya cukup banyak, kami terus memasuki badan dari gua pindul, hingga kami
melewati “sumur terbalik”, sebuah lubang terbuka yang membuat sinar matahari
bisa langsung masuk kedalam ruangan gua.
Keindahan Gua pindul juga didukung oleh stalagtit dan stalagmit yang jumlahnya sangat banyak dan berukuran besar, malah banyak diantaranya yang masih aktif meneteskan air yang sangat bening, salah satu diantaranya terdapat stalagtit yang menyatu dengan stalagmit dengan ukuran yang sangat besar, bentuknya mirip seperti sebuah pilar besar yang menyangga atap gua, dan menduduki ukuran terbesar ke 4 di dunia.
Setelah seluruh badan gua berhasil kami lalui, perjalan kami tidak berhenti sampai disana, kami naik ke darat, berjalan kaki sedikit menanjak dengan tetap berpakaian lengkap masih menggunakan rompi pelampung, di ujung jalan telah menunggu mobil PAJERO yang akan mengangkut kami menuju Sungai Oyo, jarak dari Gua Pindul ke Sungai Oyo tidak begitu jauh, hanya dibutuhkan beberapa menit saja untuk sampai kesana. Setelah sampai PAJERO yang kami tumpangi berhenti dan kami lanjutnya dengan berjalan kaki menuruni dataran yang lebih rendah, jalannya dari tanah bercampur bebatuan dan licin, jadi harus sedikit berhati-hati agar tidak terpeleset.
Mengarungi Sungai Oyo dengan menggunakan ban dalam (rivertubing) sangat menyenangkan, disepanjang aliran sungai mata kita akan dimanjakan dengan tebing-tebing indah dan alami, panjang aliran sungai yang kami lalui ± 1.5 km dengan lama perjalanan ± 1-2 jam, lumayan lama karena aliran Sungai Oyo sangat tenang, tetapi kita tetap harus berhati-hati, karena Sungai Oyo mempunyai kedalaman ± 7-11 m. Bagi wisatawan yang ikut dalam kegiatan rivertubing di Sungai Oyo, tetap diwajibkan untuk tidak melepaskan rompi pelampung meskipun sudah pandai berenang.
Di tengah perjalanan kami disuguhi air terjun yang turun dengan derasnya dari atas tebing, air terjunnya cukup tinggi, hingga menjadi sensasi tersendiri saat cucuran airnya menimpa kepala kita... rasanya wuuussshhhh...... mengagetkan.
Kitapun bisa beristirahat sejenak dan berfoto-foto disana, apabila mempunyai nyali besar, kita bisa memanjat tebing lalu melompat dari atas tebing.
Cavetubing dan Rivertubing adalah satu paket, wisata alam yang sangat menyenangkan, menegangkan tetapi aman untuk dilakukan, selama kita menggunakan rompi pelampung sebagai standar keamanan, apalagi dari awal sampai akhir, kita terus dipandu oleh para pemandu yang berpengalaman dan sangat ramah.
ternyata sungai kalau dijaga kelestariannya seperti sungai oyo ini bisa jadi sumber kehidupan bagi banyak orang dalam jangka panjang/mungkin selamanya.
BalasHapustidak seperti sungai cinangneng dibogor yg sekarang rusak lantaran pohon,pasir&batunya habis dijarah atas nama perut..padahal sungai cinangneng secara fisik lebih lebar,lebih panjang&lebih bagus daripada sungai oyo.
semoga dengan membaca blog ini kita semua tau ada manfaat lebih besar dari sungai bila kita lestarikan,trims..keep action my man!
Sebenarnya sungai dimanapun bisa dijadikan objek wisata alam asalkan tidak menjadi tempat pebuangan limbah rumah tangga dan limbah pabrik, pasti akan ada giliran untuk Sungai Cinangneng dikembangkan dan dijadikan objek wisata, tinggal menunggu investor dan dukungan dari Pemda setempat, mungkin dengan konsep yang sedikit berbeda dengan Sungai Oyo
BalasHapus