Please ENJOY

Minggu, 07 Juli 2013

Y.F.W (Your Friend is Worthless)



Y   .   F   .   W


Dalam suatu pertemuan bernuasa santai di kedai coffee di sebuah mall, bersama teman-teman yang lama gak jumpa, kami membahas aktifitas masing-masing, dari mulai keluarga, pekerjaan, hiburan dan pergaulan kami masing-masing, hingga giliran saya yang bercerita mengenai aktifitas saya selama ini, tanpa saya sadari, sayapun curhat mengenai segala kegundahan saya selama ini, mengenai seorang teman yang dengan teganya sengaja menghianati saya, di depan baik di belakang menikam saya, bukan hanya itu diapun berusaha menyebarkan fitnah yang sangat keji yang menghancurkan semua harga diri saya, seolah saya ini manusia yang begitu hina di matanya, terus dan terus dia menghina saya berulang kali.

Saya teringat akan sebuah ceramah dari seorang kyai yang juga merupakan public figure, beliau berkata, manusia itu diibaratkan sebuah teko yang berisi air, “apabila saat dituangkan air yang keluar bening, itu artinya teko tsb berisi air yang bening, dan apabila saat dituangkan air yang keluar kotor itu artinya teko tsb berisi air yang kotor”. 

Begitu pula dengan manusia, “apabila kata-kata yang keluar dari mulutnya bersih dan pola pikirnya positif itu artinya hati dan pikiran manusia tsb bersih dan positif, tetapi apabila kata-kata yang keluar dari mulutnya kotor dan negatif, itu artinya hati dan pikiran manusia tsb kotor dan negatif”. Nauzdubillah himindalik.

Hingga sayapun tersentak... “astagfirulloh” separah itukah penyakit hati yang dia miliki, Y.F.W (Your Friend is Worthless) bukan hanya sekedar manusia biasa yang bangga dengan dosa-dosanya, menghujat sana-menghujat sini, menghina setiap manusia lain yang berada disekitanya seolah hanya dirinyalah yang paling sempurna, berpikiran negatif dan berasumsi sekehendak hati, lalu dengan bangganya menyebarkan asumsi tsb dalam bentuk fitnah ke teman-teman yang lainnya (mungkin tujuannya untuk sebuah pembenaran atau sekedar mencari dukungan), Y.F.W (Your Friend is Worthless) bukan sekedar manusia tidak lazim yang hanya mampu melihat kekurangan orang lain, tapi lebih dari itu, dia ibarat seekor ular yang dikutuk tuhan hingga berjalan melata menggunakan perutnya.

Seekor ular yang sangat berbisa, diberi makan apapun dia tetap saja berbisa, demikian pula dengan manusia seperti Y.F.W (Your Friend is Worthless), dia tetaplah manusia berbisa meskipun kita beri makan dengan berjuta kebaikan, “air susu yang saya berikanpun tetap dia balas dengan bisa-nya”, semua kebaikan yang saya lakukan selalu disalah artikan, setulus apapun kebaikan yang saya berikan selalu dicurigai bahwa saya mengharapkan sesuatu darinya, padahal saya melakukannya dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan apapun juga, pertolongan yang saya berikan selalu dicurigai dan dianggap tak wajar seolah saya memberi perhatian yang supe extra kepadanya, padahal saya menolong orang tanpa melihat siapa dia, saya tidak pernah memilih-milih “gender” pada saat saya hendak menolong seseorang, saya menolong orang yang sangat membutuhkan uluran tangan saya, dan itu saya lakukan terhadap siapapun juga, jadi sangatlah naive apabila uluran tangan saya untuk menolong justru dianggap sesuatu yang berlebihan dan tak lazim dimata Y.F.W (Your Friend is Worthless).

Dengan berbagai cara Y.F.W (Your Friend is Worthless) melakukan pembenaran terhadap pikiran negatifnya, cara saya berinteraksi dengan dia (saya selalu menatap wajah seseorang ketika berbicara, karena etika berbicara memang seperti itu) dia artikan bahwa cara saya menatap itu berlebihan dan membuatnya tak nyaman, seolah cara saya menatap dia itu melucuti semua pakaiannya...”astagfirulloh...” serendah itukan saya di matanya?

Pola pikir yang dangkal dan tak lebih dari sejengkal, membuat dia selalu membangga-banggakan maskulinitas (padahal saya yakin dia sendiri juga tidak faham akan hakikat dari sebuah maskulinitas), laki-laki itu bukanlah sosok yang mudah mengeluarkan air mata saat berhadapan dengan masalah, laki-laki itu bukanlah sosok yang mudah mengeluarkan air mata saat menghadapi musibah, karena sebenarnya musibah adalah cambukan kecil dari sang Maha Kuasa untuk menyadarkan umatnya yang “Khilaf” hingga berbuat dosa dianggap sesuatu yang wajar (normal). Tidaklah perlu mengunci diri di dalam kamar lalu menangis tersedu-sedu menghabiskan berlembar-lembat tissue hanya karena hilang uang recehan yang jumlahnya tidak seberapa (laki-laki tidak harus seperti itu kan?)

Bodohnya lagi, Y.F.W (Your Friend is Worthless) menganggap bahwa ciri laki-laki yang maskulin itu adalah laki-laki yang mempunyai bulu di ketiaknya..... ckakakakakkkk... geli saya mendengarnya, kenyataannya bulu-bulu ketiak itu tidak mampu membawanya pulang saat tengah malam ditinggal sendirian di depan sebuah pusat perbelanjaan di tengah kota seusai nonton sebuah film. Kalau memang dia seorang laki-laki, harusnya tidak perlu takut berada sendirian dipinggiran jalan meskipun tengah malam, “pakailah otak jangan pakai bulu ketiak”, toh dia bisa nyari angkot, sewa ojek motor, nyari taksi atau bila perlu pulang dengan berjalan kaki, bukan sesuatu yang harus ditakutkan oleh seorang laki-laki apabila berada sendirian di tengah malam... apa yang harus ditakutkan..? seorang laki-laki tidak perlu “galau” apalagi “cengen” (katanya laki-laki maskulin) masa iyahhh sech cengeng, hanya karena ditinggal sendirian di tengah malam, padahal saya sengaja tidak mengajaknya bareng hanya sekedar mendidiknya untuk mandiri dan tidak ada ketergantungan yang terus menurus terhadap saya, saya sengaja meninggalkannya sendiri untuk menguji sebarapa kuat mentalnya dan seberapa besar nyalinya untuk berada sendirian di tengah malam... “Oh... ternyata hanya segitukah”? ironis sekali, seorang laki-laki yang merasa maskulin menangis layaknya seorang perempuan cengeng dipinggiran jalan di tengah malam, ditemani bulu ketiak yang selama ini setia menemaninya dalam setiap pergaulan....  dan untuk kesekian kalinya sayapun tertawa geli.... ckakakakkkk... oh bulu ketiak...... ternyata kau tak mampu mebawaku pulang ke tempat kost-an.

Ruangan kedai coffee di sebuah mall tiba-tiba menjadi riuh dengan suara tawa teman-teman saya yang dari tadi mendengarkan cerita mengenai Y.F.W (Your Friend is Worthless), mereka bilang betapa pandirnya dia....

Y.F.W adalah Your Friend is Worthless, tidak ada gunanya dia, bergaul dengan manusia picik semacam dia tidak akan membawa kita menuju hal-hal yang positif, lalu apa yang harus kita lakukan? Tentu saja meninggalkannya bersama bulu ketiak yang selama ini dia bangga-banggakan.

Y.F.W adalah ular berbisa, berbahaya bila kita selalu di dekatnya.

0 komentar:

Posting Komentar