Pagelaran Drama Tari Prahara
Lembah Serayu, Sebuah Pagelaran Drama Tari yang Idenya diambil dari kisah dua
saudara yang berperang. Raden Watulingga dan Raden Harjabuwana, kedua saudara
ini berperang untuk memperebutkan sebuah wilayah yang lebih subur warisan dari
orang tua mereka Prabu Natawijaya.
Kisah berawal dari pembagian daerah kekuasaan yang diberikan oleh Prabu Natawijaya kepada kedua orang putranya. Watulingga yang mendapatkan bagian di wilayah utara sungai serayu yang gersang dan berbatu-batu, sedangkan Harjabuwana mendapatkan wilayah di selatan sungai serayu yang hijau dan lebih subur. Konflikpun mulai terjadi karena Watulingga yang merasa dirugikan dengan pembagian ini menyerang Harjabuwana.
Kisah berawal dari pembagian daerah kekuasaan yang diberikan oleh Prabu Natawijaya kepada kedua orang putranya. Watulingga yang mendapatkan bagian di wilayah utara sungai serayu yang gersang dan berbatu-batu, sedangkan Harjabuwana mendapatkan wilayah di selatan sungai serayu yang hijau dan lebih subur. Konflikpun mulai terjadi karena Watulingga yang merasa dirugikan dengan pembagian ini menyerang Harjabuwana.
Seratus tahun berlalu, tetapi
konflik kedua kerajaan masih berlanjut hingga menapaki generasi keduanya,
Pangeran Cakradhana yang merupakan Putra Mahkota Watulingga masih terobsesi
dengan hijau dan suburnya wilayah kekuasaan Harjabuwana di selatan, dengan
pasukan militernya yang kuat, Cakradhana kerap menyerang desa-desa di
perbatasan Harjabuwana.
Hingga suatu ketika, Pangeran
Cakradhana bertemu dengan Dewi Tirtawening yang merupakan putri kandungnya
Harjabuwana, Dewi Tirtaweni yang kecantikannya melegenda di wilayah sungai
serayu akhirnya mampu meluluhkan kekerasaan hati Pangeran Cakradhana, hingga
akhirnya pangeran Cakradhana melamar Dewi Tirtawening.
Namun konflik masih berlanjut,
peperangan belumlah usai, karena Patih Watulingga “Warakbarung” tidak
menyetujui tindakan Pangerana Cakradhana untuk berdamai dengan menikahi Dewi
Tirtawening putri Harjabuwana. Patih Warakbarung tetap ingin berperang dan
menundukan kerajaan Harjabuwana.
Drama Tari yang digelar Minggu
malam, 14 April 2013, pkl 19:00 di Teater Terbuka Dago Tea House cukup menarik,
sesi demi sesi ditampilkan secara “runut” hingga penonton yang masih awam dengan
kisah Lembah Serayu dapat memahami isi cerita yang ditampilkan secara lugas.
Para pemain Drama Tari Prahara
Lembah Serayu ini adalah para Mahasiswa-mahasiswi ITB yang tergabung dalam
PSTK-ITB, Drama Tari ini digelar dalam rangka Tanggap Warsa atau Ulang Tahun ke
42 PSTK-ITB.
Sebuah Apresiasi layak diberikan
kepada mereka para Mahasiswa-mahasiswi ITB yang terkenal kreatif dengan
karya-karyanya yang bercita rasa seni yang tingggi, terlepas dari segala
kelebihan dan kekurangannya, termasuk accident kecil saat drama tari ini
digelar, namun itu sudah cukup membuktikan, bahwa di jaman yang serba modern
seperti sekarang ini, masih ada anak-anak muda kaum itelektual yang masih
menaruh kepedulian terhadap budaya daerah, dan Pagelaran Drama Tari ini
menunjukan betapa cintanya mereka terhadap budaya daerahnya.
Semoga kecintaan mereka akan seni
budaya daerah bisa mereka tularkan ke generasi selanjutnya, hingga pangelaran
semacam ini akan selalu diadakan setiap tahunnya.
0 komentar:
Posting Komentar