Please ENJOY

Jumat, 06 April 2012

Manusia Oportunis


Dimanapun kita berada dan dengan siapapun kita bersosialisasi, sering kali kita dihadapkan dengan Manusia-manusia yang berkarakter “beda” dari kebanyakan, manusia-manusia yang selalu mencari keuntungan di setiap kesempatan, bahkan mampu menciptakan sebuah kesempatan untuk mengambil keuntungan demi memenuhi segala keinginannya, manusia-manusia seperti ini cenderung tangannya selalu di bawah, kalaupun suatu saat memberi pastilah sebelumnya telah berhitung kira-kira akan dapat kembalian seberapa besar dari apa yang telah diberikannya, jangan berharap adanya ketulusan dari manusia seperti ini.


Manusia-manusia yang selalu mencari keuntungan dari keruhnya sebuah permasalahan, dasyatnya sebuah konflik dan ketidak berdayaan orang lain, biasanya manusia seperti ini cenderung “the one man show” (meskipun tidak selalu), tidak mempunyai kepekaan sosial hingga sulit sekali untuk terenyuh menyaksikan penderitaan disekelilingnya, egois, tidak konsisten dan selalu mencari kambing hitam.

Mereka itu adalah si Oportunis, manusia culas yang tidak mau capek-capek kerja, tapi hanya cukup dengan mengklaim hasil kerja orang lain seolah itu hasil jerih payahnya, tidak suka dikritik, tidak pernah memberikan penghargaan kepada orang lain, selalu ingin terlihat bahwa dirinya perfect, dan selalu anti pati terhadap pihak-pihak yang berseberangan dengan dirinya.

Manusia yang oportunis sangat tidak layak untuk di dekati, karena manusia seperti ini bukanlah type penyemangat atau type yang mampu mendorong kita untuk maju, tidak suka menolong dan bukan pendengar yang baik.

Manusia oportunis bisa ada dimana saja dan dengan profesi yang beragam, seorang pemimpin yang oportunis biasanya selalu menggunakan bawahannya untuk meraih apa yang menjadi tujuannya, menjadikan bawahannya sebagai tameng dari setiap permasalahan yang dia ciptakan, dan menghilang saat dibutuhkan, lalu saat perusahaan/organisasi yang dia pimpin meraih kesuksesan dia akan tampil sendiri dan mengklaim bahwa kesuksesan tersebut adalah hasil jerih payahnya dan sebaliknya pada saat perusahaan/organisasi yang dia pimpin mengalami keterpurukan dengan serta merta dia akan menunjuk bawahannnya sebagaia penyebab dari semua kegagalan.

Sekilas manusia oportunis biasanya terlihat elegan, perfect, sukses dan banyak sekali kelebihannya, tetapi pada saat kita bersosialisasi dengannya, barulah kita akan mampu menilai bahwa semuanya itu semu dan akan tercium busuknya. 

Lalu apakah kita sebagai orang awam mampu mendeteksi manusia yang oportunis?....tentu saja bisa, tapi memang membutuhkan waktu untuk mengenal dan bersosialisasi terlebih dulu atau dengan berada di lingkungan tempat si oportunis itu berada.

Setelah kita mengetahui siapa saja manusia yang mempunyai karakter oportunis di sekitar kita, ada baiknya kita bergegas menjauh, karena manusia seperti ini tidak berguna dan tidak akan membuat kita maju.

0 komentar:

Posting Komentar