Tulisan ini terilhami oleh perjalanan panjang seorang kakek renta penjual bakso tahu yang biasa lewat depan rumah, pertama kali saya melihat kakek tua ini berjualan bakso tahu di tahun 1996 (hingga sekarang), betapa ibanya hati saya saat itu, lalu disela-sela kesibukannya melayani pembeli termasuk melayani saya yang juga membeli, mulailah perjalanan hidupnya tertutur......
Kakek tua yang pastilah usianya sudah kepala 80an, menuturkan kisah keluarganya, bahwa sebenarnya dia mempunyai seorang anak lelaki yang sudah dewasa dan berumah tangga hingga memberikan beberapa orang cucu, lalu timbul pertanyaan, kemanakah anak lelaki si kakek tua dan mengapa anaknya yang sudah dewasa itu membiarkan si kakek terus bekerja dengan menjajakan bakso tahu di usianya yang senja? tidak kah dia merasa iba melihat orang tuanya yang sudah renta terus bekerja?