Apalah arti sebuah nama, itu
adalah ungkapan yang sering terdengar dari mulut sebagian orang, tapi tidak
bagi saya, nama adalah sebutan atau label yang diberikan kepada kita dari orang
tua kita, nama adalah bukti kecintaan orang tua kita terhadap kita, sebagai
ciri atau penanda bagi kita agar tidak tertukar dengan orang lain, meskipun
dalam pemakaiannya banyak juga orang yang menggunakan nama panggilan saat
bersosialisasi, tapi itu tak mengapa selama nama panggilan itu adalah nama yang
telah dikompromikan dengan diri kita, sehingga kita tetap merasa nyaman dengan
nama panggilan itu.
Bicara mengenai nama panggilan
ada beberapa pengalaman yang terkadang menggelitik saya, membuat saya tertawa
sendiri, berikut pengalamannya…”cekidot”….
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Masuk pasar tradisional
Entah kenapa semasa kecil salah
satu hobi yang paling saya suka adalah keluar masuk pasar tradisional, hanya
untuk sekedar memungut karet gelang atau melihat-lihat keramaian ibu-ibu yang
belanja keperluan sehari-hari, di tengah keramaian pasar, tiba-tiba terdengar
panggilan…
“Asep….sep…. asep”
Saya yang merasa bukan
pemilik nama itu santai saja tidak
menjawab dan tetap meneruskan mencari karet gelang, lalu..
“hi… asep… dari tadi dipanggil-panggil” kata seorang ibu tua
sambil memegang tangan saya.
Saya yang saat itu baru berumur 5 tahun tetap tidak mengerti
kenapa si ibu memanggil saya dengan sebutan Asep.
“ini ibu punya karet gelang buat
kamu” kata si ibu yang ternyata pedagang pindang tongkol.
“oh iyah… nuhun” tapi masih tetap
tidak mengerti, kenapa saya dipanggil Asep
Beberapa tahun kemudian, barulah saya tahu kalau Asep adalah
nama panggilan khas masyarakat Jawa Barat untuk anak laki-laki, “OoooO….gitu
toh…..”
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menunggu di puskesmas
“Asep Sanusi… Asep Sanusi… Asep
Sanusi…” nama itu terus saja dipanggil-panggil melalui pengeras suara,, namun
si pemilik nama belum juga menjawab atau masuk ke ruang pemeriksaan dokter,
saat itu jam sudah menunjukan pukul 3 sore, dan pasien hanya tinggal beberapa
orang saja, karena si pemilik nama yang dipanggil tidak kunjung datang, maka
satpam mempersilahkan saya untuk langsung masuk ke ruang pemeriksaan dokter.
Buka mulut, buka mata, buka baju,
periksa ini, periksa itu.. lalu dokter menanyakan apa yang sakit, dan saya
ceritakan kalau saya sakit kepala, batuk dan pilek, lalu dokter segera memberi
resep obat untuk saya beli di apotik, karena waktu itu status saya masih
sekolah, sayapun minta Surat Keterangan Dokter agar saya tidak dianggap “alfa”
oleh pihak sekolah.
Mata saya terbelalak, ketika
melihat dokter menulis “Asep Sanusi” di Surat Keterangan Dokter yang saya
minta.
“Maaf dokter nama saya blaaa…
blaaa… blaaa”
“Loh tadikan yang minta dipanggil
kesini Asep Sanusi” dokter gak mau kalah.
“iyah… tapi orang itu gak ada,
jadi satpam nyuruh saya masuk untuk pemeriksaan selanjutnya” saya melakukan
pembelaan.
“Ya udah.. kalau kamu bukan Asep
Sanusi…. Jadi siapa nama kamu?” Tanya dokter.
“Nama saya … blaaa… blaaa… blaaa”
sayapun menyebutkan nama lengkap saya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Makan di kantin
Awal tahun 94an, saya pernah
bekerja disebuah perusahaan sejenis property yang cukup terkenal saat itu,
seperti biasa, sayapun mempunyai teman yang akrab, namanya Asep Supriatna, dia
mempunyai saudara kembar, saya tidak tahu namanya, karena saya tidak sekantor
dengan saudara kembarnya Asep, saat istirahat siang hari seperti biasa, saya
selalu makan di sebuah rumah makan kecil, kami biasa menyebutnya kantin, karena
banyak sekali mahasiswa/-i dari ITB, UNPAS dan UNISBA yang juga makan disana,
banyak orang yang bilang katanya wajah saya mirip banget dengan Asep… hahaha…
padahal kita bukan saudara.
Saat minta si ibu kantin
membuatkan nasi rames, tiba-tiba si ibu nanya.
“OH… ini yah saudara kembarnya
Asep?, pantesan mirip banget”
Belum sempat saya menyanggah,
tiba-tiba si Ibu melontarkan pertanyaan lanjutan.
“Kalau yang ini namanya Asep
Supriatna, kalau kamu namanya Asep apa?” Tanya si Ibu sambil nunjuk ke arah saya.
“halaaaahhh… buuuu… saya bukan
Asep, dan saya bukan saudara kembarnya” jawabku sedikit kesal, “asep lagi…asep
lagi…. Dimana-mana banyak asep”, maksa banget dwehhh...ibu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari Bumi Sedunia
Beberapa tahun yang lalu, sekitar
tahun 2004 – 2005, saya pernah ikut jadi anggota KONUS “Konservasi Alam
Nusantara” sebuah LSM yang concern terhadap pelestarian Owa Jawa, Kukang, dan
binatang-binatang liar yang dilindungi undang-undang, keanggotaan saya
menggunakan ID “gagakasep” karena saat mendaftar dan berkomunikasi via email
menggunakan alamat email: gagakasep@yahoo.com
Pada saat ada Hari Bumi Sedunia,
KONUSpun memasang Stand pameran di Lapangan Gasibu, nah saat itulah saya
mengunjungi standnya KONUS agar bisa bertemu langsung dengan para pengurus dan
anggota lainnya. Saat saya memperkenalkan diri, tiba-tiba ada seorang perempuan
dengan perawakan sedang, dia tidak cantik, tapi sangat enak dilihat, kulitnya
coklat, bersih dan mulus, dia langsung menyambut perkenalan saya.
“Pa kabar Sep?, kamu yah yang
punya alamat emailnya gagakasep itu?”
Saya jawab,”Iyah… tapi nama saya
bukan Asep”
“Ooohhh…dikirain nama kamu Asep,
sekarang ini gagak kerja dimana? Tanya perempuan itu
Halaaahhhh… maaaakkk…hanya karena
alamat email saya gagakasep@......com
dia manggil saya Asep, saya sanggah, terus tuh perempuan manggil saya “gagak”…
burung kaleeee ah saya ini, bener-bener Stupid Doesn't Play (bodohnya bukan main).
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Satu lembaga
Tahun 2003an (kalau gak salah)
saya pernah bekerja di suatu lembaga perkoperasian, yang kantornya tersebar
disetiap propinsi di Indonesia. Salah satu rekan saya dari Palembang namanya
Ummi Kalsum…. lembaga saya fokus ke bisnis perkoperasian, sedangkan Ummi yang
dari Palembang fokus ke pendidikan perkoperasian. Saya belum pernah ketemu
Ummi, tapi nama Ummi sudah tidak asing lagi karena teman-teman sering menyebut
nama itu.
Nah, saat musim EfBi,
tersambunglah pertemanan saya dengan Ummi, dan lewat komunikasi via EfBi inilah
saya jadi tahu kalau sekarang ini Ummi mempunya bisnis travel yang menjual
ticket pesawat terbang disela-sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga.
Saat kami saling mengomentari
status EfBI, Ummi selalu saja memanggil saya dengan sebutan Asep, mungkin Ummi
berpikir kalau nama saya Asep karena ID EfBi saya “Gagakasep Ca’em Apa Adanya”…
heheuuuu hati sedikit dongkol, kenapa juga Ummi memanggil saya Asep hingga
deretan orang-orang yang manggil Asep menjadi lebih banyak lagi jumlahnya.
Untunglah saat itu Mbak Ary NurAzizah, teman yang dulu pernah satu lembaga, ikut nimbrung mengomentari status
EfBi kami, sambil cekikikan…ngasih tau ke Ummi kalau nama saya itu bukan Asep,
hehehehe… makasih Mbak Ary, khusu untuk Ummi pizzzzz aja yah……. Jangan salah
manggil lagi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Google Plus
Selain EfBi masih ada lagi
jejaring sosial lain yang bisa kita gunakan untuk bersosialisasi via internet,
namanya “google +”… nah lewat jejaring sosial ini juga saya berkenalan dengan
dua orang perempuan luar biasa, mereka berdua cantik, smart dan tampil apa
adanya sesuai dengan karakter masing-masing. Kedua perempuan itu namanya Kak Endang Ganarsih dan Dini (IDnya “melody cinta”).
Mungkin karena mereka berdua melihat kalau ID saya di
google + itu gagakasep…..,….,…. Merekapun berkesimpulan, kalau nama saya itu
Asep, hingga sampai saat tulisan ini dibuatpun, mereka masih manggil saya
dengan nama Asep……. Aduuu duuu duuu duuu duuuhhh… sampai kapankah saya akan
berhenti dipanggil Asep.
Udah ke sana, ke mari…. Masih tetep
aja dipanggil asep lagi… asep lagi…….
0 komentar:
Posting Komentar